Berjuang Karena Tidak Hebat

Berjuang Karena tidak hebat

Merasa hebat itu sering kali membuat kita lupa diri dan sombong. Kita merasa lebih pintar, jago, atau lebih layak dihormati dibandingkan yang lain. Coba renungkan. Ketika seseorang merasa hebat, harusnya bisa dibuktikan dengan kemampuan dan sebanyak apa karya yang telah mereka hasilkan. Kalau tidak, malah disebut membuat atau omong kosong. 

Jujur, saya bukan orang hebat, pandai, apalagi kaya raya. Saya orang kebanyakan dan tidak dikenal. Karena tidak terpelajar, saya rajin belajar dengan membaca buku, belajar lewat internet, mengikuti seminar, atau belajar dari orang-orang sukses. 

“Orang lain bisa sukses, saya juga bisa,” itu prinsip saya, ketika saya belajar dan melakukan hal-hal yang baru. 

Dengan menggali bakat dan kemampuan, saya percaya pada takdir yang akan mengarahkan hidup saya ke mana dan menjadi apa.

Berusaha dan terus berjuang itu yang memotivasi saya untuk melakukan hal-hal baru. Pekerjaan apapun saya jalani dilakukan dengan bekerja sekiat tenaga dan pikiran.

Tanpa Beban

Semua itu, saya lakukan dengan kesungguhan hati, tanpa beban, tapi hepi, sebab sayavtidak hebat.

Mulai dari berjualan pakaian, elektronika, nyalo rumah, hingga kebutuhan rumah tangga yang mengharuskan saya belanja ke pasar tradisional, dilakukan dengan kesungguhan. 

Gegara tidak hebat, pintar, atau terhormat itulah saya tidak gengsian. Saya tidak pernah malu mengerjakan hal yang remeh temeh dan dianggap rendah. Yang penting halal dan tidak merugikan orang lain.

Itu adalah pekerja recehan. Itu istilah teman saya yang pesohor mengomentari profesi saya. Alasannya, sebagian besar dari mereka memang membayar dengan uang receh. Saya bersahabat dengan tukang kerupuk, roti, pupuk tanaman, dan industri rumahan yang lain. Itu saya lalukan sebab saya tidak henat dan tak butuh gengsi. 

Jangan pernah memandang sebelah mata pada profesi apapun. Cobalah datang ke rumah atau pabrik mereka. Kita bakal malu sendiri, jika meremehkannya. Bahkan banyak di antara mereka yang hidupnya jauh lebih mapan dibandingkan kita.

Jangan Meremehkan Orang

Sebagai pekerja recehan seperti saya ini, diremehkan orang itu hal biasa. Saya juga tidak kaget, ketika mengantar barang, diomeli oleh pelanggan baru yang tidak diberi utangan. 

Pernah juga, kolektor yang datang menagih memarahi saya, kendati saya telah memintanya sabar menunggu, karena toko sedang ramai. 

Gegara jengkel, saya menelpon bosnya, lalu menyerahkan hp ke kolektor itu. Gantian ia yang dimarahi oleh bosnya, dan ia malah meminta maaf.

Diremehkan orang itu tidak masalah, asal bukan kita yang meremehkan orang lain. Kendati usaha saya cukup berkembang,  tidak membuat saya berubah dalam penampilan, atau dalam melayani pelanggan. 

Terhadap teman, saya juga tidak bercerita tentang profesi saya yang sebenarnya selain sebagai pedagang klontong di pasar. 

Bagi saya pribadi, apapun profesi, jabatan tinggi, atau hasil capaian itu tidak perlu dibanggakan. Lebih baik, kita rendah hati untuk berusaha dan terus berjuang memaknai hidup ini. Sebab saya tidak hebat. 

  • Mas Redjo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang