Foto : Dok. Pribadi
Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.
148. NGERTI EMPAN LAN PAPAN (Mengerti Titan, tatakrama)
Orang yang mengerti aturan dan tata krama dalam bahasa Jawa dikatakan ‘ngerti empan lan papan’. Bisa menempatkan diri dengan tepat sesuai peran yang didapat.
Sok tahu, di mana-mana tempat mengingatkan orang, menceramahi orang, sehingga orang menjadi malu, tidak tahu tatakrama.
Jika ingin mengingatkan sikap keliru pada orang lain, hendaknya dilakukan empat mata, di suatu tempat yang tepat, tidak diketahui banyak orang, dan diingatkan layaknya saudara sendiri.
149. AJA MANDENG SRENGENGE
Memandang matahari di waktu terik dapat merusak mata. Pepatah ini secara harfiah berarti jangan melawan orang yang sedang berkuasa.
Orang berkuasa bisa saja menggunakan kekuasaannya sebagai alat untuk melemahkan, menyerang, atau menghancurkan lawan. Jika seseorang yang tidak memiliki kekuatan atau orang lemah, rakyat jelata akan mudah disingkirkan dan dikucilkan jika melawan orang yang sedang berkuasa.
Menghadapi orang yang sedang berkuasa harus hati-hati. Jika ingin mengkritik harus memiliki bahasa yang halus agar tidak membangkitkan kemarahan tetapi bisa membangkitkan kesadarannya.
150. ORA MUNG WONG BAEN-BAEN
Secara harfiah pepatah Jawa ini artinya bukan sembarang orang. Dia adalah orang yang memiliki kelebihan dan diperhitungkan oleh kalangan masyarakat di sekitarnya.
Orang yang demikian mungkin memiliki kelebihan-kelebihan tertentu. Memiliki talenta yang tidak dimiliki oleh orang lain. Karena kelebihannya, dikatakan ‘ora wong baen-baen’ atau bukan orang sembarangan.
Orang pintar, orang bijak, guru silat, orang jujur, dan lain-lain karena sikapnya yang baik, bijaksana, dan benar, atau kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, maka mereka juga termasuk orang yang dihormati di lingkungan sekitarnya.
/ Kopen, 20 Oktober 2022
Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 49)