Seide.id – 13 tahun lamamya komik strip Butet Kartaredjasa “Bung Sentil,” hadir di Media Indonesia pada setiap minggu. Maka ketika pada satu edisi komiknya tidak diterbitkan oleh redaksi dengan suatu alasan, Budayawan ini merasa tak perlu lagi berpanjang lebar bicara tentang aspek kebenaran dan prinsip dasar jurnalisme.
Selanjutnya, seniman ini pun mengambil langkah frontal dengan membunuh ‘Bung Sentil.’
Namun, apa kira-kira yang menyebabkan raja Monolog yang juga seorang wartawan ini sampai pada keputusan tersebut ?
Berikut penjelasan Butet tentang penyebab kenapa ia pilih lebih baik mematikan Bung Sentil, seperti tulisnya pada akun Facebooknya.
Membunuh Komik
Mumpung sedang Hari Pers Nasional, saat semua orang menganggap pentingnya independensi jurnalisme, saya menyatakan. “Saya membunuh ‘Bung Sentil’, komik-strip yang hadir setiap hari Minggu di Koran Media Indonesia, ” ujar Butet seperti dikutip dari akun Facebooknya pada Kamis, (9/2/2023).
Komik yang telah berusia 13 tahun ini , yang saya garap seminggu sekali bersama visualizer Widiyatno, mulai minggu depan dan seterusnya tidak akan hadir lagi di koran MI. Kami “membunuh” dengan baik-baik setelah mendapat pemberitahuan dari Pimred MI, bahwa komik-strip edisi pekan lalu berjudul “Jurus Baru”, TIDAK BISA DIMUAT. Alasannya, komik/kartun ini tidak sejalan dengan kebijakan redaksi. Dan dinilai terindikasi menyerang/menstigma seseorang/kelompoak tertentu.
Saya tidak berminat memperdebatkan aspek “kebenaran” dari prinsip dasar jurnalisme atas komik/kartun yang bersumber dari fakta publik ini. Bagi saya ide komik ini bukan fiksi. Tidak mengada-ada. Penjelasan Pimred MI sudah meyakinkan saya, bahwa sebaiknya saya memang harus “membunuh” Bung Sentil di Media Indonesia. Demi persahabatan. Demi kebaikan bersama. Juga demi kewarasan saya supaya tidak turut senewen.
Silahkan Menikmati
Kartun karikatur komik strip ‘Bung Sentil’ yang sebagian besar temanya bersinggungan dengan masalah politik, demokrasi, kekuasaan (kepemimpinan), dan perilaku pelaksananya, memang telah berakhir. Namun Butet masih menyimpan file yang ditolak, untuk dinikmati.
“Yang terpampang di status ini adalah komik/kartun yang kena swa-sensor itu. Silakan dinikmati sebagai kenangan terakhir. Uasuwoook,” ujar Butet Kertaredjasa.
(ricke senduk)
Presiden Jokowi: Mas Butet, Jangan Pernah Lelah Mengingatkan