Seide.id – Pengurus Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) dan Persekutuan Gereja-gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) menyatakan, “keliru” jika menganggap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswesdan, intoleran.
Alasan mereka? Karena Anies membagikan Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI), kepada gereja-gereja Pantekosta.
Menurut Ketum GPdI, Pendeta Johny Weol, dana yang diberikan sangat berarti. Apalagi semua pribadi yang terlibat pelayanan, mendapat bagian.
Karenanya, Pendeta Johny pun memuji Anies dan pemberiannya sebagai “luar biasa,”
“Bahkan guru sekolah Minggu mendapatkan apa yang diberikan oleh Gubernur kami. Luar biasa saudara-saudara,” ucap Pendeta Johny.
Membantah rumor sebagai keliru
Dengan dana BOTI yang diberikan Anies, maka rumours yang beredar selama ini dinilai keliru. Namun tidak dijelaskan rumours-rumours keliru yang dimaksud.
Diketahui, pada hari pelantikan Anies Baswedan sebagai Gubernur, dalam pidatonya Anies menyebut-nyebut non-pribumi yang ditujukan kepada etnis tertentu.
“Kita semua (pribumi) itu ditindas, dikalahkan. Sekarang, saatnya jadi tuan rumah di negeri Indonesia,” ujar Anies dalam pidatonya, 16 Oktober 2017.
Pidato Anies ini menimbulkan keramain karena etnis yang dimaksud umumnya beragama Kristen. Sementara, Anies sendiri disebut berasal dari etnis tertentu .
Anies dianggap memecah belah persatuan dan tidak sesuai dengan Pancasila yang menaungi berbagai suku dan agama.
“Jadi rumor-rumor mengenai beliau itu, saya kira hal yang keliru. Sentuhan sosial beliau untuk gereja, khususnya yang di Jakarta, sangat berarti bagi kami,” tegas pendeta Johny.
“Saya masih Ketua Majelis daerah GPdI DKI Jakarta. Mewakili hampir 1.000 gembala, menyampaikan kepada pak Gubernur, terima kasih atas bantuan BOTI, Tuhan memberkati bapak, warga dan tugas-tugas kenegaraan,” ujarnya dalam video yang tersebar di media sosial, Ahad, 20 Maret 2022.
Tanpa menjelaskan rumor- rumor yang dimaksud, sambutan kemudian dilanjutkan oleh Ketua PGPI, Pendeta Jason Balompapueng.
Prakata dibuka Pendeta Jason kepada Gubernur Anies sebagai pimpinnan yang dibanggakan.
“Terima kasih kepada Bapak Gubernur DKI Jakarta, yang kita kasihi dan kita banggakan,” ujarnya.
Mengajak menilai lewat BOTI
Pendeta Jason mengajak jundangan yang hadir pada acara Musyawarah Bersama, untuk menilai Anies lewat jatah BOTI yang diberikan pada gereja Pantekosta.
Dengan pembagian jatah tersebut, semua pemberitaan yang dibuat media dinyatakan keliru.
“Saudara boleh lihat, berita-berita yang saudara dengar, yang saudara tonton, keliru. Beliau ini sangat nasionalis, keluarga nasionalis,” puji Pendeta Jason yang tak lupa menekankan Anies seorang pluralis dan membantah isue intoleran
Cacat logika
Pernyataan bahwa Anies seorang nasionalis dan toleran ditanggapi oleh Pendeta Muriwali Yanto Matalu, Ketua Gerakan Kebangunan Kristen Reformed (GKKR)
Menurut Pendeta Muriwali, indikator seseorang disebut sebagai nasionalis dan toleran, bukan hanya dilihat karena dia membagikan BOTI saja.
“Karena bisa saja seseorang memberi bantuan sana-sini supaya didukung, tapi pada dasarnya dia tidak toleran,” jelasnya.
“Sudah terima bantuan BOTI, memuji buat saya tidak masalah, ” ujarnya pada video dari akun YouTube Muriwali Yanto Matalu, 22 Maret 2022.
“Tapi hanya karena gara-gara BOTI, kedua pendeta ini lalu memuji-muji Anies sebagai nasionalis dan toleran, lalu mempermasalahkan semua pemberitaan sebagai rumors, buat saya, cacat logika,” tukas Pendeta Muriwali.
Anies Naik Banding Soal Keruk Kali. Kini Posisi Warga Jadi Terbanding
Melongok Kali Mampang Era Ahok dan Kekalahan Anies Melawan Warga