Cara anak muda berinvestasi, sekarang berbeda dengan generasi tua( Foto CoPilot/ Seide)
Sekarang, jarang orang berinvestasi di bank. Menabung sekarang tidak dianggap investasi, mengingat nilai kenaikan sangat kecil meski tidak berisiko. Menabung adalah menabung. Mereka sekedar menyimpan uangnya agar aman. Tidak melipatagandakan. Investasi melipatgandakan uang kita.
Menabung di Bank
Tidak ada orang kaya berkat investasi di tabungan, selain ia sudah menyimpan uang banyak di sana. Orang mengenal invesasi hanya di saham perusahaan, pertgambangan, emas, minyak dan pertanian. Tapi investasi di kripto, sekarang sedang digemari.
Ini tidak ada hubungan dengan Bitcoin halving yang sedang mewabah di mana-mana. Sejak 5 tahun lalu, banyak orang ramai-ramai berinvestasi di kripto. Sebuah komoditas berisiko namun banyak orang mau menempuh risiko, termasuk mau menerima menjadi milyader baru. Di kripto, hal ini memungkinkan.
Lihatlah Changpeng Zhao asal Tiongkok yang tinggal di Canada yang di usia muda, memiliki kekayaan ribuan triliun. Lihatlah Song Chi-Hyung, asal korea yang memiliki kekayaan triliunan rupiah. Atau Sam Bankman-Fried yang di usia belia menggegerkan dunia dengan bursa terbesar dunia FTX dan memiliki ribuan tiriun dan risiko masuk bui.
Perencanaan Keuangan
Anak-anak muda cenderung berani menempuh risiko, berani menjadi miliyader. Sejak lama, mereka sudah meninggalkan saham. Perencanaan keuangan anak-anak muda. generazi milenia hingga generasi Z berbeda dengan orang-orang tua.
Menurut riset Policygenius, sekitar 18% GenZ memiliki saham dan 20% memiliki mata uang kripto. Sebagai referensi, 33% generasi Boomer memiliki saham dan hanya 5% yang memiliki kripto. Orang tua yang sudah kaya raya, cenderung memusuhi kripto karena mereka merasa terancam dengan pertumbuhannya.
Hindari Investasi Yang Tidak Anda Pahami
Boomer VS Gen Z
YouGov juga pernah melakukan survei atas nama Policygenius pada pertengahan Oktober dan melakukan survei terhadap 4.063 orang Amerika berusia 18 tahun ke atas. Hasilnya ?
Generasi muda menyimpan kekayaan mereka dengan cara yang berbeda dibandingkan generasi Z dan generasi boomer, termasuk investasi baru seperti mata uang kripto. Hal ini dapat menunjukkan kesediaan yang lebih besar untuk mengambil risiko dengan uang mereka.
Yayasan Otoritas Regulasi Industri Keuangan dan CFA Institute mencapai kesimpulan serupa pada Mei tahun lalu. Sekitar 56% Gen Z memiliki beberapa investasi, dengan sekitar 55% dari mereka memiliki kripto dan 41% memiliki saham individu.
Jika dulu hampir semua investor tua memilih properti sebagai investasi, hampir semua anak muda sekarang memiliki investasi di kripto. Apalagi zaman Bitcoin Halving saat ini, semua berbondong-bondong masuk kripto. Tak ada kata terlambat. Sebab kondisi membuat perhitungan yang lebih cepat dari anak-anak muda dibanding orangtua yang lamban dan menua.
Orang Kaya Tak Pernah Berinvestasi Pada Usaha Spekulatif dan Berisiko Tinggi
Tak berarti anak muda melupakan sama sekali real estate. Berdasarkan survei, 13 persen generasi GenZ dan 24% generasi Milenial memiliki real estate, sementara 45% generasi Baby Boomer juga memiliki real estate.
Memang, ada orangtua yang sukses pada investasi saham. Tapi itu hanya beberapa gelintor saja. Ada Warren Buffett , George Soros dan mereka sudah tua dan mapan. Tidak tertarik dengan investasi bergejolak. Namun ribuan anak muda menjadi miliader berkat kripto, biarpun berisiko.
Barangkali dunia akan berubah cepat jika kripto diberi sedikit kebebasan mengembangkan diri Terbukti dengan ETF Bitcoin yang diperkenalkan, banyak orang, ramai-ramai memindahkan dana mereka dari investasi lain ke kripto. Nilainya ribuan triliun. Manajemen saham ikut mereka yagn punya uang kemana perginya,
Dunia sudah berubah, orang berubah. pemerintah belum.