Oleh MAS SOEGENG
China terpuruk ketika wabah viruscorona menghajar negeri itu. Semua komponen bangsa memahami bahwa jika dibiarkan, China bisa mulai dari nol lagi. Dan itu bukan sifat bangsa China membiarkan negaranya jatuh tak berdaya.
Semua bergerak. Anak-anak muda di bidang teknologi membuat robot untuk diperbantukan mengantar makanan di rumah sakit. Kamera di robot itu bisa mengenali wajah dan mengukur suhu tubuh pasien. Dengan begitu mengurangai nakes terkena dampak buruk. Dengan kamera tersembunyi, China bisa melacak waraga mereka yang ada di manapun , sehingga penanganan wabah berbahaya bisa mereka atasi. Itulah bantuan bermanfaat bagi negara.
Anda tahu dan bisa baca dimana-mana, bagaimana rakyat bangsa lain membantu negaranya dalam menghadapi musuh tersembunyi bernama covid ini. Bahkan negara lain ikut membantu negara kita. Itu bantuan yang bermanfaat. Beberapa warga Australia yang tinggal di Indonesia memilih membantu warga Indonesia daripada disuruh pulang ke negaranya.
Ketika pemerintah Singapore memerintahkan lockdown, warga berdiam di rumah dan membantu informasi soal penanganan covid melalui medsos atau aplikasi. Warga Malaysia membut kitajaga.co bagi mereka yang membutuhkan pertolongan apa saja, mengingat mobilitas dibatasi. Anak-anak muda kampus ini senang bisa membantu negaranya. Ada manfaatnya.
Begitu juga warga Denmark, Amerika, Prancis, Australia dan banyak negera. Mereka tak akan membiarkan negaranya kalah melawan musuh bernama covid. Bahkan berdiam diri di rumah dan patuh pada aturan negara sudah banyak membantu.
Tapi, kita tak usah lihat negara lain. Kita lihat saja di sini.
Saat pasien covid mengalami kekurangan oksigen, selain bantuan dari berbagai negara, sekelompok warga menyebarkan bantuan “ Oksigen untuk Warga Gratis” oleh akun IG @sejutates. Dokter Riyo Pungki Irawan membuka layanan kesehatan grats. Dokter muda berusia 24 tahun ini bisa melayani ratusan orang tiap hari. Banyak anak muda berprestasi bergotong royong membantu pemerintah perang melawan covid.
Tapi tunggu. Maksud saya tidak semua anak muda Indonesia. Sebab anak sekelompok anak muda yang sudah pintar berpolitik, justru memanfaatkan kesibukan negara ini saat melawan covid, mereka malah punya ide lain, bagaimana caranya menurunkan presiden di saat seperti ini, di tanggal sekarang ini.
Merekapun lalu bergerilya melalui WAG dan blog pribadi atau komunitas memprovokasi orang-orang yang memiliki kebencian yang sama. Sambung-menyambung bagai virus bergentayangan sesama virus. Mereka tak peduli saat ini viruscorona makin ganas. Mereka tidak memikirkan hal itu. Yang mereka pikirkan, bohir mereka puas, mereka eksis. Siapa tahu bisa seperti mahasiswa yang dulu populer langsung masuk politik dan dapat posisi. Yang turun lapangan ? Akh mungkin cukup dengan nasibungkus, amplop tipis atau sekedar uang rokok. Tak ada makan siang gratis. Mereka memang membayar dengan demo.
Mereka tak peduli bahwa menurunkan presiden atau menganggu pemerintah tak hanya mempersulit penanganan pandemi. Lagian tak perlu bertanya apakah mereka akan mampu memberi solusi. Gak begitu. Mereka hanya tahu bagaimana demo, bikin rusuh dan dikenal.
Di kampung kami yang kecil, bahkan punya julukan bagi orang-orang seperti itu sebagai mahluk tak berguna. Di saat kampung kotor usai hujan lebat dan angin ribut, semua turun ke jalan. Jangankan membantu, ada sekelompok kecil yang sering gaduh, bahkan dengan seenaknya membuang sampah di jalanan. Seperti itulah orang-orang yang demo menjatuhkan pemerintah di saat negara sedang berbenah. Mahluk tak berguna…..