Oleh KAJITOW ELKAYENI
Ada cerita di balik Mandiri. Bank pelat merah itu kabarnya sedang berbenah. Ada misi khusus yang dibebankan Jokowi pada Dirut barunya. Tantangan yang tidak mudah, sebagai batu ujian untuk membuktikan kemampuan sang Dirut.
Bank Mandiri sedang melakukan berbagai terobosan, bahkan rencana ekspansi keluar negeri. Misalnya anak usahanya menjadi induk Bank Syariah Indonesia. Melakukan efisiensi besar-besaran seperti merelokasi mesin ATM yang tidak produktif. Kemudian yang terbaru meluncurkan super apps Livin’.
Dalam proses migrasi kemarin memang sempat ada sedikit kendala, tapi sudah diselesaikan dengan baik. Karena membangun super apps memang tidak mudah. Selain persoalan internal, akan selalu ada personalan eksternal. Karena super apps akan menggerus aplikasi sejenis.
Di belakang semua itu, ada banyak orang yang memiliki peranan penting, salah satunya adalah Darmawan Junaidi.
Siapakah Darmawan? Namanya memang tidak begitu dikenal oleh media. Jauh dari isu dan skandal. Tapi melalui tangan dinginnya, Mandiri sedang menempuh jalan perubahan. Ia memang belum lama menjadi Dirut Mandiri, baru menjabat sejak akhir 2020. Namun Darmawan ini ternyata orang lama. Sosok yang darahnya benar-benar kental Mandiri. Bergabung sejak Mandiri baru dibentuk, sekitar 1999 dan melanjutkan pengabdian sampai sekarang. Darmawan sebelumnya merintis karier dari bawah, kemudian membidangi Treasury Management. Ini adalah jantungnya perbankan yang mengurusi likuiditas. Setelah menjabat Direktur Treasury, Darmawan memberikan kontribusi pendapatan sebesar 18% dari pendapatan Bank Mandiri tahun 2019.
Jokowi memilih Darmawan tentunya dengan berbagai pertimbangan. Di antaranya karena pengalaman dan etos kerjanya yang mumpuni. Ia bukan jenis orang titipan.
Ia pernah sebentar menyeberang ke PT Semen Indonesia dan sempat jadi Plt. Direktur Utama di sana, pada periode Mei-Agustus 2017. Sebelumnya, ia adalah sosok yang getol menginisiasi holding semen. Inilah holding BUMN pertama, yang menjadi contoh bagi holding lain selanjutnya.Lelaki kelahiran Palembang itu memang lebih banyak bekerja dalam senyap. Padahal sejak krisis 1998, ia adalah salah satu tokoh yang aktif melakukan pembahasan moratorium hutang sebesar USD satu miliar. Darmawan bukan tipe sosok politis yang disenangi media.
Ia berprinsip pada cost transformation. Yaitu corak kepemimpinan yang melahirkan sadar biaya komersial dalam organisasi. Setiap orang didorong untuk melawan pemborosan dan inefesiensi. Oleh sebab itu, sepak terjangnya selalu diwarnai dengan semangat efesiensi di manapun ia berada.
Dengan kata lain prinsip ini bekerja melalui, how to improve productivity and in the same time decrease cost. Bahasa jalanannya, lemaknya dikurangi, otot dan dagingnya ditambah sehingga bisa lebih ramping, sekaligus juga lebih gesit dan produktif.
Dengan begitu sang pemimpin dituntut untuk jeli dalam mengidentifikasi inefisiensi dan fokus untuk mengatasinya. Cerdas dalam membangun kapasitas, sinergisitas, inovasi, dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.
Prinsip lainnya yang tak kalah menarik adalah Inorganic Growth Mindset. Ini adalah strategi kepemimpinan yang hampir senada, yaitu meningkatkan output dan jangkauan bisnis dengan cara mengakuisisi bisnis baru.
Hal ini yang kemudian menjelaskan pembentukan holding bank syariah tadi. Semangat inilah yang mendorong terciptanya terobosan perusahaan dalam melakukan ekspansi. Darmawan salah satu orang yang ada di belakang itu.
Indonesia memang membutuhkan orang-orang yang memiliki etos kerja tinggi. Apalagi BUMN yang orientasinya adalah profit. Sebelumnya, kabar tak sedap sering mampir ke telinga kita tentang kinerja buruk BUMN. Itu karena orang yang ditunjuk sebagai pemimpinnya kurang revolusioner dan tidak bernyali.
Mandiri memang masih memiliki banyak persoalan, sama seperti masalah umum BUMN lainnya. Misalnya soal pelayanan yang masih dikeluhkan. Biasanya bandingannya adalah bank swasta dengan warna dasar yang hampir sama itu.
Tapi dengan nakhoda yang mumpuni, masalah-masalah laten BUMN itu semoga segera teratasi. Karena bagaimanapun, perusahaan BUMN adalah kepanjangtanganan negara dalam mewujudukan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Ini sebenarnya tentang mimpi Indonesia. Mimpi Jokowi dan kita semua. Untuk berjalan dengan tegak di hadapan bangsa lain di dunia. Salah satu caranya adalah dengan menjadikan BUMN ramping, lincah dan mendatangkan profit melimpah untuk negara.