Seide Pertanyaan ini acap muncul saban kali bulan puasa. Kedengaran aneh, apakah mungkin kasus mag justru sembuh dengan dibawa puasa? Jawabnya bisa saja terjadi begitu.
Bagaimana bisa?
Kita tahu penyakit lambung atau mag itu ada beberapa jenis.
Paling ringan bila hanya radang, yang terjadi apabila salah makan menu yang kelewat merangsang, seperti masam, pedas,dan bumbu spicy lainnya. Atau bila yang kita makan tidak sucihama, ada tercemar bibit penyakit perutnya. Makanan sudah tercemar kuman, baik karena selama proses pembuatan, dan atau selama penyajiannya kurang steril, tidak cuci tangan sebelum memegang makanan, air minum kurang mendidih, lambung bisa ikut meradang selain terjadi diare, gastroenteritis kita menyebutnya. Kasus begini menyembuh sendiri tanpa perlu obat lambung.
Namun bila lambung terus-menerus terangsang, baik karena faktor dari luar, dan atau faktor dari dalam lambung sendiri, seperti kondisi berkurangnya zat gastrin pelindung selaput lendir lambung, sehingga tak kuat menahan keasaman lambung. Atau bisa juga sebab keasaman lambung bertambah bila jiwa sedang gundah. Seperti kita tahu, organ lambung selain jantung amat dekat dengan jiwa. Penderitaan jiwa dihibahkan kepada lambung, maka lambung memikul bebannya juga.
Pada kasus gangguan atau penyakit lambung yang memikul beban jiwa inilah yang bila dibawa berpuasa malah mereda, atau sembuh. Selama menjalankan ibadah puasa umumnya jiwa menjadi lebih ayem, beban jiwa makin mengendur, maka penderitaan lambung mereda.
Tidak demikian halnya apabila organ lambungnya yang sudah bermasalah. Sudah disebut gangguan lambung paling ringan hanya peradangan selaput lendir lambung, yang bila dilakukan peneropongan lambung (endoscopic) akan tampak selaput lendir lambung merah-meradang yang disebut gastritis belaka.
Lebih berat dari hanya lambung meradang, kita mengenal sebagai tukak atau luka lambung. Terbentuk semacam “kawah” atau crater pada selaput lendir lambung. Makin banyak tukak terbentuk, makin parah penyakit lambungnya, yang kita sebut sebagai ulcus pepticum, yang jelas terlihat bila dilakukan teropong endoscopic lambung.
Selain pada lambung tukak juga bisa terbentuk di usus duabelasjari, dan dikenal sebagai ulcus duodenum. Gejala dan keluhannya sama, rasa perih panas di uluhati, mual sampai muntah, dengan gejala ikutan nyeri kepala, pusing, lemah, dan tidak suka makan. Keluhan mereda bila diisi makanan.
Berbeda dengan radang lambung sebab beban jiwa, bila lambung sudah luka seperti itu dibawa berpuasa malah menjadi bertambah buruk. Luka lambung atau luka dusbelasjarinya bertambah parah kalau tidak terisi makanan. Salah satu penanggulangan kasus mag jenis tukak, harus lebih sering makan, sedikit-sedikit tapi sering, selain rutin minum obat lambung. Obat lambung ada jenis yang hanya menetralisir asam lambung, ada juga yang menekan produksi asam lambung. Dokter yang memilihkan sebuah kasus lambung perlu jenis obat yang mana.
Satu yang sering dilupakan, yakni tukak lambung bisa juga terjadi sebab hadirnya kuman helicocacter pylori, yang bercokol di dalam lambung dan menggerogoti selaput lendir lambung. Untuk tahu kasus penyakit lambung apakah ada kumannya, dapat diperiksa lewat laboratorium darah. Bila positif ada kumannya, maka tak cukup hanya obat mag, dibutuhkan obat antibiotik untuk membasmi kuman penyebabnya. Tanpa antibiotika pada kasus ini, penyakit mag-nya tidak kunjung sembuh.
Dr Handrawan Nadesul
Selanjutnya 2 : Sakit Mag: Waspada Jika Muntah Berwarna Air Kopi