Mengapa Harus Kami?

Seide.id – Ya, tidak begitu. Sepahit apa pun kenyataan itu harus diterima. Kita tidak harus protes, komplain, atau lari dari kenyataan.

Mengapa harus terjadi pada kami?

Sekali lagi, bertanya itu boleh, tidak dilarang, dan itu tidak salah. Hak tiap insani, dan itu harus dihargai.

Faktanya, ketika menanyakan hal itu, kita mudah jadi sensitif. Kita merasa sebagai obyek penderita. Kita protes, menolak, menggugat, dan bahkan berani menyalahkan Allah yang anugerahi hidup ini. Kenapa tidak terjadi pada orang lain?

Disadari atau tidak, ketika kita berontak, menolak, dan tidak mau menerima kenyataan pahit itu, dada ini jadi ngap, sakit, dan seperti mau meledak. Hati ini makin tersiksa, dan kita tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa.

Udah Jatuh Tertimpa Tangga
Sesungguhnya masalah itu selalu ada. Jika masalah itu datang bertubi-tubi dan membombardir, kita sering kaget dan terhenyak. Langkah bijak yang harus kita lakukan untuk menyikapi hal itu adalah diam sejenak dan merenungkannya.

Dengan merenung, kita diajak untuk mawas diri. Apa yang salah dengan langkah kita? Kenapa kejadian itu terulang kembali? Kenapa kita mudah ditipu? Dan seterusnya.

Masalah itu muncul, karena banyak faktor yang mempengaruhi. Kita atau orang lain yang berbuat sembrono, malas berpikir, lengah, atau karena faktor ‘x’.

Kita mengendarai motor di pinggir jalan dengan hati-hati, tapi tiba-tiba ditabrak motor dari belakang.

Kita ingin menolong orang yang telah instaf, karena ia berperilaku baik dan rajin sembayang. Ternyata ia sekadar berkamuflase untuk menyembunyilan karakter aslinya.

Kita percaya teman yang mengajak berinvestasi dengan memberikan banyak keuntungan, ternyata itu investasi bodong.

Kita terbiasa hidup boros. Ketika pandemi, banyak perusahaan gulung tikar, dan kita terkena phk. Kita tidak mampu membayar cicilan rumah, sehingga rumah itu dilelang, dan kita terpaksa kontrak.

Sesungguhnya dengan selalu mawas diri, kita diajak untuk tetap ‘eling lan waspada’. Sehingga dalam berpikir, bertindak, dan memutuskan suatu pekerjaan atau masalah, kita mohon penyertaan Allah. Hati ini jadi damai. Kita makin percaya diri, tenang, dan optimistis menyongsong masa depan.

Sesungguhnya dalam setiap peristiwa atau masalah itu kita diuji untuk pedewasaan diri dalam mengimani Allah.

Sesungguhnya, peristiwa apa pun dalam hidup ini adalah rencana dan anugerah Allah yang harus disyukuri agar kita sujud dan makin rendah hati.

“Aku ini hamba Allah. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.”

Mas Redjo/Red-Joss

Kesambet Obsesi

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang