Setiap orang tentu pernah ditolak.
Bagaimana perasaan kita saat itu? Kecewa, sedih, tersinggung, bahkan mungkin juga kita marah. Tidak diterima, dilecehkan, bahkan berasa tidak dihargai.
Ketika kita merasakan hal di atas berarti kita egois.
Lho?!
Sabar. Jangan emosi.
Diakui atau tidak, ketika kita melihat dari kaca mata diri yang sempit. Keegoan kita lebih dominan. Lebih menonjol.
Coba direnungkan. Berpikir jernih.
Ditolak itu hal biasa. Tak perlu diributi atau membuat kita kesal & berkecil hati. Seharusnya, membuat kita bersyukur.
Kenapa?
Ketika emosi, tersinggung, atau bahkan merasa tidak dihargai berarti kita belum rendah hati.
Kebaikan itu tak butuh tanggapan, komentar, atau pujian. Perbuatan baik karena pamrih membuat hati ini kecewa, tersinggung, & terluka. Kita tidak tulus ikhlas.
Sebaliknya, ketika kita berpikir positif, kita tidak mudah tersinggungan, emosi … apalagi sakit hati!
Ditolak itu indah, karena ajari kita untuk rendah hati agar kita mawas diri. Ditolak berarti ada yang kurang dalam diri kita. Ada yang kurang dalam pelayanan kita. Untuk pembenahan diri & memperbaikinya. Kita diajak untuk memberikan yang terbaik dari diri kita untuk sesama.
Kita memberi dengan tulus ikhlas. Kita memberi karena lebih dahulu kita diberi oleh Allah.
Sejatinya, hidup ini untuk memberi.