Gelombang ke Dua Covid19

Saat ini tingkat positif atau positivity rate nasional harian untuk spesimen adalah 31,65 persen, padahal sebulan sebelumnya pada 16 Mei angkanya masih kecil, yakni 11,14 persen. Makin tinggi angka ini menunjukkan sebaran virus yang makin meluas dengan cepat. Makin kecil angka ini artinya virus makin bisa dikendalikan penyebarannya. Standar WHO untuk angka ini adalah lima persen yang menandakan penyebarannya masih bisa dikendalikan. Tindakan pemerintah DKI adalah mengurangi jam operasi perusahaan. Itu sebagai pilihan mengurangi ledakan penyebaran.


Memang bahaya. Saya tidak akan larut dalam ketakutan berlebihan. Mengapa ? menurut WHO penanggulangan pandemi, vaksinasi adalah langkah akademis dan ilmiah menuju herd immunity. Selagi orang yang sangat beresiko fatal akibat COVID-19 sudah divaksin, ya itu bisa dikatakan aman. Kalau banyak yang positip itu artinya proses herd immunity sedang berlangsung. Bukankah setiap pandemi selalu herd immunity sebagai solusi.

Oh katanya ada lagi varian baru dari Corona seperti Virus Alfa, Beta dan Delta. Oh katanya lagi vaksin tidak efektif. Bisa aja kena lagi. Ada contoh banyak loh. OK lah. Terus mau apa? apakah kita harus stuck dengan pandemi ini? ingat loh pandemi ini udah berlangsung lebih dari 1,5 tahun. Anda yang punya tabungan diatas Rp. 1 miliar dan punya pasif income, tentu aman saja. Tetapi pernahkah anda berpikir dan berhitung berapa banyak orang hopeless dengan hidupnya karena roda ekonomi melambat dan stuck? Hidup dalam keadaan bokek itu menguras imun. Orang mudah kena sakit.

Jadi solusinya gimana? ya pemerintah harus perketat prokes. Itu harus konsisten. Agar apa ? karena kehidupan sosial dan ekonomi tidak boleh berhenti. Paksa masyarakat agar hidup akrab dengan virus corona tanpa berhenti melakukan aktifitasnya. “ Kalau prokes diperlonggar dan ketika ada lonjakan kasus positif, kegiatan ekonomi direm lagi. Itu nyusahin rakyat. Enak banget nyalahin rakyat. Untuk apa pemerintah dibayar dan diberi anggaran besar kalau pada akhirnya yang disalahkan rakyat. “ Kata teman di China. Jadi kesimpulannya adalah sikap tegas pemerintah.

Kalau ada yang melanggar prokes, tabok aja seperti di India. Atau langsung kurung seperti di China. Nanti kalau herd immunity sudah diatas 80% kan bisa bebas tanpa masker seperti di Wuhan di China. Itu berkat disiplin keras dari pemerintah. Rakyat gimana pemerintahnya. Masalahnya di Indonesia, PSBB dikendalikan oleh Daerah. Pusat hanya koordinir saja. Kepala Daerah tidak bisa tegas, karena harus menjaga pemilihnya. Sikap tegas adalah tidak populer.

Avatar photo

About Erizeli Jely Bandaro

Penulis, Pengusaha dan Konsultan