Mega dan PDI-P akhirnya selamata dari kehancuran, setelah dengan tegas mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden dari Partai berlambang banteng ini. Kelak, Ganjar akan dinamai The Smiling President
Ini benar-benar hadiah lebaran bagi Ganjar Pranowo. Menjelang lebaran hari raya bagi umat Islam, Ketua PDI-P, Megawati Soekarno Putri, akhirnya mengumumkan calon presiden dari partai berlambang banteng ini; Ganjar Pranowo.
Sebelumnya, Megawati telah menjagokan putrinya sendiri, Puan Maharani. Berbagai cara dilakukan untuk mengangkat namanya. Dari pemasangan baliho seluruh nusantara dengan filosofi ” kepak sayap garuda” ( yang sulit dipahami rakyat kecil) maupun melalui medsos yang menunjukkan Puan sebagai bagian dari rakyat kecil. Dampaknya tidak ada. Mega kecewa.
Puan sendiri secara eksplosif menyingkirkan Ganjar Pranowo dari kegiatan politik PDI-P dengan tidak menungundang Ganjar dalam rapat-rapat yang justru berlokasi di Jawa Tengah, dimana Ganjar sbagai Gubernur Jawa Tengah. Ganjar hanya tersenyum.
Pegawai Partai lainpun berlaku serupa, yakni menyingkirkan Ganjar dari percaturan politik nasional atas nama PDI-P. Bahkan, beberapa tokoh partai seperti Rudi ( FC Hadi Rudyatmo) mencoba menghancurkan Ganjar melalui komentar-komentar konyolnya, dan Ganjar hanya tersenyum.
Digandeng Jokowi, Mega Sadar
Adalah Joko Widodo ( Jokowi) sesama pegawai partai banteng yang justru kemana-mana menggandeng Ganjar sebagai sandi atau sinyal jelas sebagai orang pilihan Jokowi.
Emas, tetaplah emas, meski ditutup dengan lumpur. Ganjar akhirnya dicalonkan oleh Megawati, Ketua Umum PDI-P. Mega kemungkinan menyadari, Puan Maharani tidak memiliki jiwa pemimpin. Mega sadar, Puan tak bisa dipaksa menjadi pemimpin negeri ini. Cukupnya menjadi Ketua DPR saja dan itu sudah bagus. Mega sadar jika tidak mencalonkan Ganjar, maka ia akan kehilangan dua hal penting: kebesaran nama PDI-P dan nama Indonesia.
Mega harus berani mengorbankan kepentingan keluarga. Negara lebih penting, seperti yang diperjuangkan bapaknya, Soekarno, dalam menangani negeri ini. Jiwa itu muncul, ketika Pemilu tahun 2024 ini sangat krusial, penting dan menentukan maju mundurnya bangsa ini.
Mega, sepertinya melihat calon pemimpin lain meski tidak kuat, memiliki potensi yang bisa menenggelamkan negeri ini, seperti Anies B yang didukung kelompok Islam garis “ Arab”. Mega harus memikirkan bangsa ini, sehingga ia memilih Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo bukan calon pemimpin sempurna. Kasus Piala Dunia U-20 dengan menolak Israel, Ganjar sebenarnya sedanga diuji oleh Mega apakah misi partai dilakukan atau tidak. Seorang Ganjar saya yakni tidak akan menolak negara Israel ikut dalam komptiisi di Piala Dunia U-20, dimana Indonesia, terutama Bali dan Jawa Tengah akan dijadikan temapt bertanding. Ini persoalan kecil.
Ganjar tahu ia sedanga dicoba. Ia menimbang masalah penolakan Israel adalah persoalan kecil dibanding kepentingan Indonesia di 5 tahun ke depan. Ganjar patuh pada perintah PDI-P dan menolak Israel. Ganjar dihujat, dan Mega baru menyadari seorang Ganjar bisa diperintahkan melakukan hal-hal strategis. Mega puas dan akhirnya memilih Ganjar Pranowo mewakili PDI-P dalam Pemilu mendatang.
Itu kesalahan Ganjar, tapi sekaligus pilihan berat seorang Ganjar. Ia mau mengorbankan dirinya tapi memilih menyelamatkan bangsa dan negara ini yang lebih besar.
Bahwa Ganjar punya “dosa” iya. Tapi siapakah calon pemimpin negeri ini yang tak memiliki dosa pada rakyatnya ? Melihat lawannya seperti Prabowo, atau Anies, dosa Prabowo bisa dicuci, tapi dosa Anies dicuci dengan air 7 sumber mata air dunia, akan tetap kotor.
Ganjar, meski memiliki kesalahan, mudah bersih sekali guyur air, dan gampang diampuni. Saat ini, ia calon presiden Indonesia terbaik dengan dosa kecil yang layak memimpin negeri ini untuk Indonesia yang lebih baik.
Kelak, ia akan dijuluki The Smiling President
Megawati Soekarnoputri : Ganjar Pranowo Calon Presiden 2024-2029
Gunakan Nama Ganjar Pranowo, Puan Dilaporkan ke KPK
Media Mati Kehilangan Kepercayaan Pembaca