Seide.id- Tiba-tiba saya ingin kembali ke pelukan Fitri. Ingat Fitri, hati ini jadi berbunga-bunga dipenuhi cinta. Bagiku, bersama Fitri itu segalanya. Perasaan kasih yang menggelegak dan tidak kutemukan pada gadis lain, bahkan dibandingkan dengan nikmat dunia!
Fitri adalah segalanya!
Dulu, saya sempat berpikir dengan banyak harta, saya dapat membeli kebahagiaan. Saya lalu bekerja keras untuk mengumpulkan harta.
Ternyata, dengan banyak harta itu tidak identik hidup jadi bahagia.
Buktinya, ketika kenal, lalu terjun ke dugem, dunia gemerlap itu tidak membuat saya bahagia. Dugem membuat saya jadi lupa segalanya. Saya seperti kehilangan jati diri. Sehingga tubuh ini terasa lungkrah dan sakit.
Saya lalu bertemu dengan gadis Fitri nan bersahaja yang mampu mengubah hidup saya.
“Jika kau ingin mengenal dekat Fitri carilah di dalam keheningan jiwamu.”
Saya bengong, melongo. “Takabur amat,” pikir saya. Tapi aneh sekali. Kesombongannya itu mengusik hati ini, seperti mempermalukan saya. Harga diri saya seperti diinjaknya.
Semula saya tidak menanggapi. Tapi bayangan Fitri membuat saya resah. Saya lalu mencoba mencari sosok gadis Fitri dengan bertanya pada banyak teman di sekitar saya bertemu dengannya. Fitri seakan hilang raib. Adakah saya sekadar berkhayal?
Saya lalu membuka google ingin lebih dalam tahu makna Fitri.
Astaga! Ketika saya menepi untuk menyepi dalam keheningan hati, bayangan Fitri mulai tampak samar. Saya lalu jadi keasyikan untuk sering meluangkan waktu berhening-ria agar bertemu dengan Fitri makin intens.
Dugem saya tinggalkan dengan penuh kesadaran. Saya mulai rajin untuk diet ego, lalu menggantinya dengan asupan bergizi rohani agar jiwa saya makin sehat, dan rendah hati.
Semangat rendah hati yang menuntun saya untuk bertobat dan kembali kepada istri saya: Fitri yang pemaaf dan mengampuni dengan tulus.
“Hendaknya kita saling mengasihi, karena Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan murah hati.”
Selalu berani untuk berubah dan perbaiki diri, karena saya ingin memberi bukti.
…
Mas Redjo / Red-Joss
