Serial ini juga menampilkan para pemangku kepentingan di Washington DC dan menjadi bagian kontroversi skandal terpanas pada masanya, termasuk di antaranya kolumnis Ann Coultier, komentator politik Matt Drudge dan tentu saja akhirnya Hillary Clinton.
Oleh AYU SULISTYOWATI
Tahun 1997 – 98 barangkali paling banyak diingat orang Indonesia sebagai masa lengsernya Soeharto, dan munculnya era reformasi. Sementara Amerika, lalu dunia, digegerkan skandal seks presiden Bill Clinton dan ‘anak magang’ bernama Monica Lewinsky. Dan ini bukan cinta sesaat, sang presiden muda – saat itu baru berusia 49 tahun dan Lewinsky yang baru 22 tahun ternyata diam-diam ‘pacaran’ selama dua tahun.
Clinton, presiden ke-42, bertugas di Gedung Putih selama dua periode (1993 – 2001) itu pertama kali masuk Gedung putih di tahun 1993. Saat itu, mantan mantan gubernur Arkansas dari partai Demokrat tersebut baru berusia 46 tahun.
William Jefferson Clinton bukan hanya masih muda untuk ukuran presiden, tapi juga good looking, charming dan playboy tentu saja. Tak ada yang aneh bila kaum Hawa banyak yang tergila-gila padanya. Monica Lewinsky, mahasiswi yang magang di Gedung Putih, adalah salah satunya. Di tahun 1995, perempuan muda kelahiran 1973 itu bertemu sang idola, jatuh cinta dan menjalin hubungan rahasia selama 1995 – 1997, sampai akhirnya skandal ‘bercak sperma di gaun biru Monica’ menyeruak.
Pada 21 Januari 1998, warga Amerika Serikat dihebohkan artikelThe Washington Post berjudul “Clinton Accused of Urging Aide to Lie” yang berisi hubungan terlarang antara Clinton dan Lewinsky.
Padahal di saat yang sama, Clinton sedang dilanda kasus pelecehan seksual yang dituduhkan Paula Jones. Investigasi kasus tersebut dipimpin jaksa khusus bernama Kenneth Starr. Dalam investigasi itu Lewinsky, membela Bill Clinton dengan memberi keterangan palsu di bawah sumpah.
Sial Lewinsky yang masih muda, labil, naif bahkan terkesan bodoh malah menceritakan semuanya kepada Linda Tripp, rekan kerjanya, yang merekam obrolan mereka.
Tripp lah yang menyerahkan rekaman percakapan tadi kepada Kenneth Starr. Usaha Tripp ini membuat Starr kegirangan. Pertama, mereka mendapat bukti bahwa pihak Bill Clinton berbohong. Kedua, mereka mendapati Bill Clinton terlibat skandal seks dengan wanita lain. Apalagi, dalam rekaman itu Lewinsky juga mengaku diarahkan agar berbohong terkait perselingkuhan.
Ketika wartawan menyerbu Clinton ia membantah ada hubungan khusus dengan Lewinsky. “Hubungan tersebut tidak bersifat seksual,” tangkis Clinton berulang kali.

Skandal ini diangkat dalam season terbaru serial anthology ‘American Crime Story’ (ACS) yang turut diproduseri Monica Lewinsky ini. Sebelumnya ACS pernah dengan bagus menyuguhkan drama pembunuhan yang melibatkan OJ Simpson pada musim pertama, lalu kisah pembunuhan tragis desainer kondang Gianni Versace di musim kedua.
Dalam musim ke tiga yang diberi judul Impeachment ini, aktor seksi Inggris Clive Owenmemerani Clinton, aktris Beanie Feldstein memerani Lewinsky. Sementara Tripp diperankan Sarah Paulson, dan Paula Jones dibawakan oleh Annaleigh Ashford. Sementara sebagai sang ibu negara Hillary Clinton adalah aktris senior Edie Falco.
Episode pertama serial garapan Ryan Murphy (American Horror Story) ini akan tayang mingguan di FX channel mulai 7 September 2021. Miniseri ini dibuka dengan perkenalan Tripp dan Lewinsky, serta Paula Jones memutuskan untuk menuntut sang presiden yang disebut pernah punya affair panas dengannya. Lalu Kenneth Starr memulai investigasinya di Gedung Putih, dan bagaimana para politisi dari partai Republik memanfaatkan skandal itu untuk mendepak Clinton dari Gedung Putih.
Pada beberapa episode awal, serial ini lebih fokus pada Linda Tripp dengan segala tetek bengeknya. Baru memasuki episode ke-empat, cerita berpindah fokus pada Lewinsky.
Serial ini juga menampilkan para pemangku kepentingan di Washington DC kala itu dan menjadi bagian kontroversi skandal terpanas ini, termasuk di antaranya kolumnis Ann Coultier, komentator politik Matt Drudge dan tentu saja akhirnya Hillary Clinton.
Oleh para kritikus dan media yang sudah mendapat ‘bocoran resmi’ dari FX untuk menonton 10 episode Impeachment, rata-rata mengatakan season 3 ini tak sebagus dua musim sebelumnya.
Meski mereka mengatakan kalau tim penulis naskah bekerja dengan sangat baik menjelaskan skandal ini sebagai tontonan, juga akting yang bagus, namun sebagai penonton mereka terganggu pada make-up sebagian pemainnya.
Clive Owen, Annaleigh Ashford dan Sarah Paulson yang didandani dengantambahan prosthetics dan silicon kadang tampak aneh. Paulson bahkan harus mengenakan body fat agar bisa tampil segemuk Linda Tripp yang asli. Sialnya usaha berlebihan agar mirip tokoh aslinya ini malah membuat akting mereka jadi kurang menyakinkan, dibandingkan para aktor lain yang didandani ‘secukupnya’. Rollingstone.com bahkan mengatakan kalau serial ini tampil konyol dan ‘cartoonish’.
Untung Beanie Feldstein pemeran Lewinsky berakting brilian, dan aktor-aktris lain disebut juga bermain cukup bagus.
Toh, sebagai salah satu skandal terpanas abad silam, Impeachment jelas tetap menarik ditonton. Bagaimana sebuah ‘bisikan berbahaya’ pada seorang teman bisa jadi skandal nasional, dan di-blow up oleh media serta rival politik. Meski sebuah statement klasik mengatakan di Amerika setiap skandal akan jadi politis. ***