SEIDE.ID. Belum usai tenggat waktu 31 Agustus 2021 untuk mengakhiri evakuasi staf AS dan warga Afghan yang ingin pergi ke luar negeri, seperti janji Taliban, kelompok Teroris ISIL semalam melakukan bom bunuh diri dan serangan mendadak di sekitar bandara Hamid Karzai, Kabul.
Setidaknya 60 orang meninggal, 13 di antaranya pasukan AS yang mengatur evakuasi dan selebihnya warga Afghan. ISIL ( Islamic State of Irac and Levant) mengaku bertanggung jawab melakukan bom bunuh diri dan serangan di tengah evakusi semalam.
ISIL hanyalah sebutan bagi kelompok teroris dunia yang dikenal dengan nama ISIS. Hanya dengan penambahan kata Levant menunjukkan bahwa teroris ini semakin mengembangkan hubungan dengan negara yang tergabung dengan apa yang mereka sebut Negara Islam.
Dari Gedung Putih, Presiden Joe Biden tampak geram. “ Kami tak akan memaafkan, kami tak akan melupakan peristiwa ini dan akan memburu kemanapun ISIL atau ISIS bersembunyi. Kalian harus membayar semua ini,” ujar Joe Biden dengan wajah marah.
Ledakan dan serangan di Bandara ini terjadi hanya beberapa jam saat Amerika, Inggris dan Australia memperingatkan semua orang agar menjauh dari bandara karena akan ada teror yang membahayakan nyawa siapapun. Peringatan ini terbukti, semalam.
Tak lama setelah ledakan, di tengah kesibukan semua orang membawa korban ke rumah sakti dan upaya penyelamatan, ISIS mengaku bertanggungjawab atas serangan dan bom bunuh diri tersebut. Seorang anggota ISIS bernama Abdul Rahman al-Logari yang melakukan operasi syahid di dekat Bandara tersebut. Nama ini menunjukkan pembunuhnya adalah orang Afghanistan yang rupanya sudah dibina ISIS.
ISIL atau cabang ISIS yang bertanggungjawab dalam serangan ini dikenal sebagai Negara Islam-Provinsi Khorasan. Diambil dari nama wilayah tersebut. Dalam klaim tanggungjawabnya disebutkan bahwa mereka memang menargetkan untuk membunuh pasukan Amerika dan sekutu Aghanistan. (ms/*)