MENULIS ITU ASYIK (11)
Oleh BELINDA GUNAWAN
Judul bukuku yang pertama terasa jadul: “Suatu Sore di Taman Ria.” Tapi kenapa penerbit meloloskannya? Mungkin karena Taman Ria Monas adalah tempat yang “happening” pada waktu itu. Di situ ada jet coaster pertama di Indonesia, wahana seru yang membuat kebanyakan gadis terguncang ketakutan bahkan setelah turun, gemetar sampai lama, lalu menyusup ke pelukan kekasih. Ehm….
Jadi, maklumilah judul jadul itu.
Untuk buku, aku suka judul yang pendek dan tidak berbunga-bunga demi suatu alasan praktis: agar mudah diingat. Judul buku yang simpel (misalnya Miss Echa) memudahkan calon pembeli mencarinya di toko. Tapi itu aku dan alasanku. Penulis lain mungkin suka judul yang panjang dan puitis untuk alasan yang lain lagi. Itu mah hak prerogatif penulis, apalagi di FB yang tidak ada editor.
Sekarang ayo bantu aku memberi judul pada fiksi mini berikut ini. Boleh pendek, boleh panjang, suka-suka saja.
……….
“Risa?” sapanya.
“Alex.”
Meskipun ia memakai masker, aku yakin ia Alex. Matanya itu lho… kelam dinaungi alis yang tebal.
“Anakmu?” tanyanya sambil menatap Mia yang bergayut di lenganku. Kami mencari keperluan sekolahnya di mal itu.
Aku ingin menyangkal, tapi ah…gengsi. Dulu aku yang ghosting dia, jadi biarlah ia mengira aku happily married. Aku mengangguk samar.
“Kamu?” tanyaku.
Dia mengangkat tangannya yang polos tanpa cincin. “Single. Oke deh, aku jalan dulu, ya.”
Melihat ia menjauh ada sedikit sesal. “Lex!” kupanggil dia. Dia berpaling dan kutunjukkan kepadanya jemariku yang juga polos. “Mia anak kakakku.”
Olala…ada binar di matanya yang indah. Hatiku melonjak.