Cerpen: Kisah Penulis dan Pengagum

Foto : Pexels/Pixabay

Pagi itu, ketika membuka hp, ada sapaan di wall saya.

“Anda seorang penulis?”

Saya tidak langsung menjawab. Kulihat penyapa yang memiliki wajah cantik dan sumringah itu.

“Ya, saya sedang belajar untuk jadi seorang penulis.”

“Tulisanmu cukup menarik. Sayang berkesan menggurui.”

“Oh ya?! Maklumlah, dulu cita-cita saya ingin jadi guru. Kini saya ingin jadi penulis kehidupan, paling tidak untuk menggurui diri sendiri.”

“Anda konyol!”

“Ya, tidak. Anda toh tidak mengenal saya.”

“Dari gaya penyajianmu, pembaca yang jeli mampu melihat itu.”

“Termasuk Anda. Aha, terima kasih. Ternyata saya mempunyai seorang pengamat atau pengagum?”

Diam. Saya tersenyum, merasa menang. Rasain lo!

“Lebih dari sekadar pengamat, saya kritikus. Apakah Anda pernah alami kesulitan menulis?”

“Oo, hebat! Puji Tuhan. Bagi saya menulis itu ibarat orang bernafas. Jadi, jika saya sebagai penulis, ya, hidup untuk menulis.”

“Kalau tulisan tidak bermutu?”

“Bermutu atau tidak itu tergantung para kritikus hebat seperti Anda. Saya tidak sakit hati, kalau diadili. Sebaliknya saya makin termotivasi. Saya menulis juga tidak untuk cari pengakuan. Menulis itu ibadah.”

“O, begitu. Tidak tertarik untuk nerbitin buku?”

Saya belum sempat menjawab, tiba-tiba telepon berdering dari seorang pelanggan yang minta dikirim barang.

Astaga, saya tersadar dari lamunan. Ternyata gadis cantik dan sumringah itu adalah pengagum khayalan saya sendiri!

Cerpen: Saat Cinta Menyapa. Astaga Doi Ada Yang Punya…!

Avatar photo

About Mas Redjo

Penulis, Kuli Motivasi, Pelayan Semua Orang, Pebisnis, tinggal di Tangerang