OLEH BELINDA GUNAWAN
Teman-teman tentu familiar dengan kisah keledai dan wortel. Hewan penarik gerobak itu terkadang mager, maka oleh majikannya dipasanglah wortel jingga terang yang menggiurkan untuk mengiming-iminginya agar ia bergerak maju menggapainya.
Kita pun perlu “wortel” dalam kehidupan sehari-hari sebagai hadiah bagi diri sendiri. Sesuatu yang dinanti. Dulu sebelum langkah kita dihambat pandemi, wortel itu bisa berupa rencana bepergian, janji ketemuan, makan di resto, dan macam-macam lagi.
Sekarang pun, atau tepatnya justru sekarang ini, kita perlu wortel. Kakakku, usia di atas 80, secara matematis sudah saatnya hidup leyeh-leyeh di kursi goyang tanpa kekurangan sesuatu apa. Namun ia malahan menerima pesanan makanan dari teman-teman dan kenalan yang selalu memuji kelezatan hidangannya.
Itulah wortel baginya, sehingga setiap pagi ia punya sesuatu yang dikerjakan. Something to look forward to.
Apa wortelku? Apa wortelmu?
9 Juni 2021