Kong Matalih, Saksi Sejarah Pertempuran Besar Sasak Kapuk

Seide.id – Matalih masih teringat canda tawanya dengan Budi, sahabat baiknya. Bagaimana di hari itu mereka berebut rebusan singkong yang baru saja matang dan masih mengepul.

Canda khas bocah yang baru menginjak remaja.

Mereka tidur sebalai, di malam sebelumnya. Namun sorenya  Budi sudah tidak ada. Budi gugur dalam pertempuran mereka yang pertama, pertempuran besar Sasak Kapuk yang tercatat dalam buku perjuangan nasional.

Jembatan Sasak Kapuk

Pertempuran ini dinamakan pertempuran Sasak Kapuk karena terjadi di jembatan Sasak Kapuk, Pondok Ungu, Bekasi.

Tulang Punggung serangan adalah Laskar Hisbulah pimpinan guru / ulama Betawi KH. Noer Alie dari Ujungmalang ini.  Lawannya adalah tentara Sekutu dimana pasukan Inggris menjadi motor utamanya.

Pertemuran terjadi pada 29 November 1945.

KH. Noer Alie, dijuluki juga Singa Karawang-Bekasi. Pahlawan Nasional.

Misi pasukan sekutu datang ke Indoensia adalah melucuti pasukan Jepang yang menyerah.Sekaligus mengembalikan Hindia Belanda pada Belanda, selama ratusan tahun Belanda bercokol disini.

Tapi, keadaan sudah berubah sekarang, di daerah ‘Hindia Belanda’ ini telah lahir negara baru bernama Indonesia.

Para pejuang ini tentu tidak mau tanah air mereka kembali dalam cengkeraman Belanda. Mereka akan mempertahankan kemerdekaan, berapapun pengorbanannya.

Gesekan terjadi. Salah satunya di Sasak Kapuk.

Rakyat mengepung

Yang menjadi dasar pertempuran Sasak Kapuk adalah tanggal 23 November 1945.

Pesawat Dakota Inggris jatuh di Rawa Gatel, Cakung, Jakarta Timur. Pesawat Dakota yang berangkat dari lapangan udara Kemayoran, Jakarta Pusat, sedianya hendak menuju Semarang.

Diduga mengalami kerusakan mesin, pesawat harus melakukan pendaratan darurat sekitar pukul 11.00 WIB.

Tahu ada pesawat asing jatuh, penduduk Cakung, Jakarta Timur, segera mengepung pesawat.

Seluruh awak dan penumpangnya yang berisi 26 orang,  4 orang awak pesawat berkebangsaan Inggris dan 22 orang sisanya berkebangsaan India (Sykh).

Setelah senjata mereka dilucuti dan tinggal memakai cawat saja, seluruh tawanan dikirim ke markas TKR Ujung Menteng, untuk selanjutnya dibawa ke markas TKR Batalyon V Bekasi, dan dijebloskan ke dalam sel.

Inggris marah

Sore harinya, Inggris mengirim sejumlah pasukan untuk mencari awak dan penumpang pesawat, karena tak dijumlai siapapun, malamnya pasukan kembali ke Jakarta.

Esok harinya, tanggal 24 November 1945,

bersambung:

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.