Oleh MAS SOEGENG
Salah satu cara menjaga imunitas kita adalah tidak memaksa untuk mengetahui betapa cepatnya covid membuat orang sakit. Melainkan betapa banyaknya orang yang sembuh karena penyakit itu. Kata sembuh, akan menyembuhkan kita. Begitu sebaliknya. Itu hukum alam semesta.
Kalau soal penanganan virus, jangan bilang kita keteter. Negara lain malah ada yang buruknya 20 kali lipat dari Indonesia. Di Amerika, mereka yang terkena covid sebanyak 18 kali lipat dibanding di tanahair. Angka kematian covid di AS sebanyak 8 kali dari Indonesia, jika mau dihitung per 1 juta penduduknya.
Hasil yang telah secara maksimal dilakukan pemimpin Indonesia, lebih baik dari yang lain. Lenbih baik daripada amereka yang sekedar menggonggong. Dengan segala keterbatasan, finansial, fasilitas, SDM juga infrastruktur antar daerah yang sulit terjangkau, mestinya kita masih bisa lebih bersyukur.
Bersyukur bahwa tenaga kesehatan kita masih tetap bersemangat melayani pasien, meski ada pemnbayaran mereka yang belum diselesaikan. Lihatlah, mereka yang sudah sehat dinyatakan lulus dari Akademi dari rumah sakit Wisma Atlit . Kesembuhan mereka dirayakan seperti halnya acara Academy Graduation. Semua gembira. Nakes yang meluluskan senang terlepas sedikit beban, dan paisen yang lulus senang telah sembuh. Ini yang seharusnya kita lebih bisa bersyukur.
Bersyukurlah aparat kita tidak memberikan hukuman atau denda tinggi pada mereka yang melanggar protokol kesehatan. Lihatlah di Singapore atau Brunei Darusalam atau negara lain. Di India malah dengan cambuk jika tampak berkeliaran. Denda memang salah satu yang membuat rakyat patuh. Di sini, kita lihat petugas malah terlalu ramah. Tidak memberi denda, tidak memecut, sebab Indonesia memang beda dengan negara lain.
Bersyukur dalam kondissi seperti ini, tak berarti melemahkan perjuangan para pemimpinn kita dalam menegatasi serangan covid. Yang susah diberantas bukan sekedar covid. Justru orang-orang yang tak patuh prokes, nekat tak memakai masker, tetap bepergian dan bergerombol dan tak mau divaksin. Jika ini sebuah perang melawan musuh, maka selain Viruscorona, mereka adalah musuh nomor dua setelah Covid. Dari merekalah tercipta cluster baru dan lonjakan pasien. Deny JA malah menyebut mereka yang anti vaksin sebagai Number One Enemy.
Senjata utama dalam memberantas virus model begini hanya itu; memakai masker, jaga jarak dan vaksin. Bersyukur kita masih selamat dan untuk itulah, selain bersyukur, kita tetap sadar melakukan protokol kesehatan kaena kita ingin sehat. Tetaplah pakai masker, vaksinasi, dan jangan terlalu kepo melihat hari ini ada penambahan kasus positif. Biarlah itu urusan pemerintah. Urusan kita adalah menjaga imunitas diri. Tak perlu mencari yang aneh-aneh.
Yang anda cari adalah hal-hal yang menyenangkan. Termasuk terus bersyukur. Manusia memperoleh apa yang ia dapatkan. Yang mencari data covid akan mendapatkannya, tapi saya ingin mengajak anda untuk mencari sehat, dan rasa syukur……..