Makna Spiritual Tembang Ilir-ilir Ciptaan Sunan Kalijaga

Foto : Youtube

Seide.id – Keberhasilan proses penyebaran Islam di Jawa tidak terlepas dari peran Wali Songo yang menggunakan pendekatan budaya sebagai media dakwah.

Salah satu anggota Wali Songo itu adalah Sunan Kalijaga.

Sunan Kalijaga, selain sebagai penasehat keagamaan di Kesultanan Demak. Juga seorang
seorang dalang, sekaligus pencipta tembang Jawa. Salah satu tembang yang terkenal adalah Ilir-ilir, yang diciptakan pada abad ke-14 M.

Makna Spiritual dari Lirik Tembang Ilir-ilir

Berikut ini lirik tembang Ilir-ilir:

Lir-Ilir, artinya bangunlah.
Lir-ilir, lir-ilir, tandurè wus sumilir, artinya bangunlah, bangunlah, tanaman sudah bersemi.
Tak ijo royo-royo tak sengguh temantèn anyar, artinya demikian menghijau layaknya pengantin baru.

Cah angon, cah angon, penekna blimbing kuwi, artinya anak gembala, anak gembala panjatlah pohon belimbing itu.
Lunyu lunyu yo peneken kanggo mbasuh dodotiro, artinya walaupun licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu.

Dodotiro, dodotiro, kumitir bedhah ing pinggir, artinya pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping.
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore, artinya jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore.

Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, artinya mumpung rembulan bersinar terang dan mumpung banyak waktu luang.
Yo surako surak hiyo, artinya bersoraklah dengan sorakan iya.

Makna Bait Pertama

Makna tembang Ilir-ilir pada bait pertama bermaksud mengajak manusia untuk bangun dari sifat malas.
Iman seseorang dipersofinikasikan dengan tanaman yang mulai bersemi dan menghijau.

Kondisi baik buruknya tanaman (iman) tersebut tergantung sifat manusia, jika ia rajin merawat dan memupuk, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan layaknya pengantin baru.

Makna Bait Kedua

Makna tembang Ilir-ilir pada bait kedua berisi tentang personifikasi manusia sebagai gembala yang sedang menggembalakan pemberian Allah SWT yaitu hati agar tidak terjerumus pada hawa nafsu yang merusak iman.

Pohon belimbing yang notabene memiliki gerigi lima diibaratkan sebagai Rukun Islam.
Walaupun licin atau sulit tetapi manusia harus tetap menjalankannya.

Makna Bait Ketiga

Makna tembang Ilir-ilir pada bait ketiga terdapat kata padhang rembulan yang diartikan sebagai kesehatan.

Di samping itu juga pada bait ini berisi himbauan agar manusia mampu memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

Sunan Kalijaga berhasil menarik hati masyarakat dengan metode dakwahnya yang edukatif.
Salah satunya tembang Ilir-ilir yang memuat pesan moral serta iramanya mudah melekat dalam ingatan masyarakat.

Wedang Bandrek, Minuman Penghangat Tubuh Khas Sunda

Es Jaipong Khas Jawa Barat, Segar dan Wajib Coba

Songkok dan Peci, Perbedaan Sejarah yang Jarang Diketahui