Ada beberapa manner/norma-norma di dalam pergaulan di dunia nyata mau pun medsos. Salah satu tips aman berteman di Facebook juga untuk menghindari tulisan yang nyinyir, misuh-misuh, serasa jadi ‘polisi Fb’ dan agar hilang dari stres serta gula darah naik; tekan tanda silang di statusnya, dalam sekejap itu tulisan hilang. Lalu blokir atau unfriend dia. Urusan dia mau nulis atau gosip jelek tentang kita bersama sekutu-sekutunya, su tra usah dipikirin, kan kita gak baca. Andai ketemu di daratan, buang muka pura2 gak kenal. Aman 86.
Suatu hari, kala saya mengandeng tangan Bapak saya Gerson Poyk di TIM, seseorang memanggil-manggil nama Bapak saya dengan sangat keras. “Gerson…Gerson…!” Teriaknya.
Orang itu masih muda, saya pernah menandai sikapnya yang arogan di sebuah perhelatan sastra, usianya bahkan lebih muda dari saya. Saya tak suka melihat ‘manners’ dengan cara memanggil Bapak saya yg sudah sepuh. Tak sopan!
Bapak berhenti dan berkata, “siapa dia, Nak?”
Saya jawab dengan suara lantang, “Orang gak penting. Ayo jalan!”
Begitulah, mengambil sikap terhadap orang-orang yang tak tahu aturan di adab ketimuran, saya pikir perlu juga.
Khusus di Fb, saya senang membaca tulisan yang membahagiakan orang lain, atau tulisan2 yang menginspirasi.
Hidup sudah berat, terutama di era pandemi seperti ini. Segala hal yang ‘nguret-nguret’ mempermasalahkan urusan orang lain, toxic, pada akhirnya akan menggiring apa yang kita lihat dan baca ke arah yang selalu negatif dan gelap. Wajah pun akan terlihat ‘jutek’ dan keruh. Capek bener hidup seperti itu. Namaste, sukseme ..
(Fanny Jonathans Poyk)