Oleh MUHAMAD ABDULKADIR MARTOPRAWIRO
1
Pada 7 Mei 2019, saya menulis tentang hoaks CHINESE DEBT TRAPS di Srilangka. Salah satu komentar menuliskan, justru tulisan saya itu hoaks. Saya sampaikan ciri tulisan hoaks itu ada tiga: (1) muncul di berbagai tempat, berulang, banyak, dengan bahasa bohong sederhana yang menyembunyikan detail, (2) kalau ditelusuri asal mulanya, ternyata berawal dari tulisan dari akun palsu, atau dari media abal-abal dengan penulis “Admin” (tidak ada nama penulisnya), (3) tidak merujuk tulisan ilmuwan, atau artikel di jurnal ilmiah, melainkan merujuk omongan politisi (agar namanya melekat dalam otak rakyat demi pileg berikut), atau tokoh yang sudah tidak lagi menjabat (komisaris BUMN dll.).
Memang bisa saja yang memenuhi ciri itu adalah berita yang benar. Tapi dari pengalaman, lebih sering hoaks dan bohong daripada benar. Kalaupun Anda merasa itu benar, wajib untuk dilakukan cross-check ke sumber yang dapat dipercaya.
2
Untuk mematahkan cerita saya, ada juga yang berbagi YouTube berita di TV Australia, tentang bantuan Cina di Vanuatu, yang ternyata untuk membangun pangkalan militer Cina. Walaupun saya terheran-heran dengan apa yang disampaikan reporter TV Australia tersebut, saya tidak menanggapi sharing YouTube tsb., karena memang saya tidak punya informasi tentang itu.
Mengapa saya terheran-heran? Pertama, Cina memiliki rakyat lebih dari semilyar, yang untuk mengurusnya saja sudah pusing. Ngapain lagi mengurusi pangkalan militer di luar Cina? Kedua, pada kenyataannya, selama ini kita sulit menemukan pangkalan militer Cina. Yang mudah ditemukan adalah pangkalan militer Amerika, di Filipina, dan di hampir semua negara timur tengah, di Arab Saudi, Turki, dll., kecuali di Iran dan di Suriah tidak ada pangkalan militer AS.
Pada 10 April 2018, memang ada berita, bahwa diksusi antara Vanuatu dan Cina tentang pembangunan pangkalan militer Cina di Vanuatu, membuat AS dan Australia kuatir. Tapi apa yang saya temukan di bulan-bulan berikutnya? Ternyata setelah itu berturut-turut ada berita sanggahan dari Pemerintah Vanuatu. Lalu PM Australia menyatakan, bahwa berita itu hoaks. Setelah itu bejibun berita bahwa cerita pangkalan militer itu “fake news”, “hoax”, dll.
Dan saat ini terbukti, 3 tahun kemudian, tidak pernah ada pembangunan pangkalan militer Cina di Vanuatu. Yang selalu benar adalah AS membangun pangkalan militer dimana-mana, dan berkali-kali berusaha membangun pangkalan militer yang baru, baik di negara yang sebelumnya tidak ada pangkalan militer AS, atau di negara yang sudah ada, tapi ditambah pangkalan baru di kota lain di negara itu.
Kata Soekarno, AS adalah “new collonialist, new imperialist”. Istilah yang digunakan presiden pertama kita itu, NEKOLIM, neo kolonialis dan imperialis. Karena itu Soekarno, yang berhasil mengumpulkan pemimpin-pemimpin negara-negara Asia dan Afrika hanya 10 tahun setelah kita merdeka, di Bandung, WAJIB disingkirkan oleh AS.
3
Seorang profesor di ITB mengomentari tulisan saya yang berjudul CHINESE DEBT TRAPS itu, dengan singkat saja, bahwa tulisan MAM dapat dipercaya. Saya sendiri sebetulnya tidak selalu percaya 100% apa yang saya tulis. Tapi ada satu yang pasti. Saya selalu mengoreksi tulisan saya, kalau ternyata ada yang keliru.
Seorang profesor di ITS, saking kesalnya dengan kebohongan yang terus saja disebarkan, berbagi satu tulisan yang mendaftarkan 7 point yang katanya HARUS disampaikan ke presiden. Saking kesalnya, sang profesor menulis, anggap sajalah tulisan 7 butir itu sebagai kentut.
Apa 7 butir itu? Butir ke-1 hingga ke-6 tidak usah saya ceritakanlah, karena isinya jelas kebohongan yang keterlaluan. Lalu apa butir ke-7 dari meme yang di-share oleh profesor dari ITS itu? Butir ke-7 adalah suatu kesimpulan, yaitu bahwa hapuskan semua dana untuk Covid-19, maka bencana itu akan hilang dengan sendirinya dari Indonesia.
4
Sebagai penutup, saya tidak terlalu sering menayangkan tulisan untuk melawan hoaks. TIdak ada gunanya terlalu sering menulis tentang hoaks, untuk melawan hoaks. Justru dengan melawannya, kita memberi panggung kepada para penyebar hoaks, dan kita membantu penyebarannya.
Tulisan CHINESE DEBT TRAPS, dan tulisan ini, hanya muncul setelah saya menulis 99 tulisan lainnya, yang TIDAK membahas hoaks dan kebohongan. Memang saya menahan diri untuk tidak melawan hoaks dengan cara menceritakannya, lalu membahasnya, dan menunjukkan kebohongannya. Dan saya mengajak teman-teman untuk juga menahan diri, karena melawan hoaks seringkali berarti membantu penyebarannya.
Lebih baik berfokus menyampaikan kebenaran dan kebaikan. Ceritakan kebenaran, ceritakan kebaikan, ceritakan hal-hal positif, maka kita akan menguatkan kebenaran dan kebaikan itu.
( PS. Sayangnya NAS DAILY yang dianggap sebagai sumber kebenaran, turut menyebarkan hoaks tentang jebakan Cina pada pinjaman pembangunan pelabuhan di Srilangka. Padahal utang pelabuhan itu hanya 2% dari keseluruhan utang Srilangka. Dan utang terbesar Srilangka adalah ke Amerika, lalu setelah itu ke Eropa. Jadi siapa yang menjebak Srilangka? Ya AS dan Eropa.)