Seide.id – Apa yang ada di benak anda ketika Rocky Gerung dengan enteng bilang “Jokowi bajingan tolol!”? Berharap Jokowi marah dan mengambil tindakan tegas? Gak bakal.
Jokowi mau dihina kayak apapun gak akan mencari cara apapun untuk melenyapkan penghinanya.
Setelah gagal menghina Jokowi dengan sebutan “dungu dan dungu”, Rocky mencoba dengan istilah baru “bajingan tolol”. Dan taraaa… berhasil.
Berhasil bikin pendukung Jokowi geram dan emosi. Geram bukan saja marah pada Rocky, dengan tagar #tangkaprockygerung, tapi juga marah pada Jokowi. Kepala negara yang sepanjang jabatannya dihina kayak apapun, kok ya diam saja. Mbok yao diperkarakan.
Tapi seperti kata Indro Warkop, dalam sebuah video lama, Rocky Gerung ini siapa. Kalau di masa orba, percaya deh (potong kuping gue tambah Indro), bukan cuma ditangkep, tapi hilang kayak Wiji Thukul.
Jadi apa yang terbersit di otak anda? Betul. Pesan bawah sadarnya, pilpres 2024 nanti kita jangan lagi memilih presiden yang kelewat sabar kayak Jokowi. Jangan juga memilih Ganjar yang karakternya juga gak jauh beda dengan Jokowi. Tapi pilihlah orang seperti Prabowo yang tegas, keras, dan gak akan membiarkan manusia seperti dirinya bisa ngebacot seenaknya merendahkan kepala negara.
Beranikah RG nanti mengeritik PS kalau kerjanya gak becus? Gak bakal berani. Kenapa? Karena mungkin dia sudah diangkat jadi pejabat. Bukan gak mungkin jadi menteri atas jasa framing menggiring orang banyak untuk memilih idolanya.
Ada yang masih ingat, tahun 2019 calon presiden Prabowo pernah mengenalkan orang-orang yang akan membantunya di pemerintahan jika dia memenangi Pilpres? Nah nama Rocky Gerung masuk dalam deretan daftar calon menterinya. Gak tahu menteri apa.
Jadi sudahlah. Gak usah ditanggapi. Belajarlah dari kasus aktivitis yang “katanya” diculik, lalu setelah bebas malah bergabung dengan penculik, bahkan mengajak bersimpati agar melupakan masa lalu dan menatap masa depan.
Buat gue ini cuma setingan yang sudah Rocky perhitungkan betul bahwa dirinya bakal aman-aman aja. Gak bakal ditangkap, dipenjarakan, dan dituntut secara hukum, apalagi diculik atau dihilangkan. Enggaklah.
Sasaran sesungguhnya bukan Jokowi, tapi pertama: pendukung Jokowi dan pemilih penerus Jokowi, agar gak memilih capres lembek sebagus apapun karyanya.
Kedua, membuat rakyat Indonesia marah, sehingga nanti tanggal 10 Agustus mau diajak demo bergabung dengan Aliansi Aksi Sejuta Buruh. Tujuannya, untuk melengserkan Jokowi.
Nah, tujuan yang kedua ini agak aneh. Kok menghasut rakyat yang tingkat kepuasannya pada kinerja Jokowi 82% (survei LSI). Memangnya pada mau? Gak sabaran banget. Padahal tanpa dilengserkan pun tahun depan Jokowi juga sudah pasti lengser.
Atau niatnya memang mau bikin chaos? Karena kalau pemilu berjalan aman, tentram, dan damai, idolanya diyakini gak bakal menang alias kalah secara hat trick? Jadi mending sliding aja dari sekarang.
Kelakuan kayak gini istilah bapak gue “seperti meludah ke langit”. Bermaksud meludahi orang lain dengan hinaan dungu dan bajingan tolol, eh ternyata malah berbalik ke diri sendiri.
Kalau pilihan kata baru ini gak membawa efek apa-apa, percayalah bakal ada kata baru yang bakal diludahkan lagi. Kecuali aksi kali ini (yang gue terima di WAG hari ini akan ada aksi pendukung Jokowi mendatangi Mabes POLRI) berefek RG masuk penjara. Ya wassalam.
Ramadhan Syukur