Seide.id -Memancing ikan itu sesungguhnya melatih kita untuk jadi pribadi yang sabar, tenang, dan rendah hati. Tapi memancing ikan di air keruh itu datang dari pribadi yang egoistis, dan jahat!
Bagaimana tidak egoistis dan jahat. Ketika kita memanfaatkan situasi konflik, bentrokan, atau pertikaian itu sekadar mencari keuntungan pribadi.
Kita juga tidak harus melihat ke tempat yang jauh, konflik antar suku atau perang antar negara, dan juga melibatkan sekutu yang lain. Tapi coba lihat dan amati konflik yang terjadi di sekitar lingkungan sendiri.
Bisa jadi kita adalah salah seorang dari pelaku yang sedang berkonflik atau yang memanfaatkan situasi buruk itu untuk menangguk keuntungan.
Ketika ada seorang teman curhat pada kita mengenai konflik rumah tangga dengan pasangannya. Kita bukannya prihatin atau membantu untuk menyelesaikan, melainkan memanfaatkan situasi itu untuk mencari keuntungan. Apalagi, jika kita naksir berat pada pasangan yang sedang bermasalah itu.
Selain konflik keluarga, ada juga konflik antar partai, suku, negara, atau konflik kepentingan.
Sesungguhnya, ketika kita terbiasa memancing ikan di air keruh, hidup kita jadi tidak sehat. Ketika kita mencampuri dan memanfaatkan kesempatan itu dalam kesempitan untuk mencari keuntungan pribadi. Sehingga kita meracuni hati sendiri.
Bisa jadi, karena karakter kita yang terbiasa memanfaatkan kebaikan orang lain demi kepentingan dan memperkaya diri. Sehingga tanpa disadari, kita telah membuka pintu konflik dengan nurani sendiri beserta konsekuensi terjelek di kemudian hari.
Realitas itu sering sekali saya lihat, bahkan saya alami sendiri dalam dunia perdagangan. Ketika orderan saya di suatu pabrik diserobot oleh tenaga pemasarannya. Lalu pihak pabrik menggunakan sejuta alasan untuk pembenaran diri. Meski melanggar etika bisnis, tapi siapa peduli?
Saya kecewa, tapi tidak marah. Karena marah itu percuma dan tidak ada gunanya. Lebih baik saya memutuskan hubungan kerja untuk pindah dan menjalin hubungan dengan pabrik lain.
Pelanggan yang pindah ke pabrik lain itu juga tidak saya indahkan. Bagi saya pribadi, pelanggan yang tidak setia itu tidak layak dipertahankan lagi. Karena hubungan bisnis itu tidak sekadar mencari untung, tapi membangun kepercayaan, relasi, dan hati nurani.
Jadi, ketika kita memancing ikan di air keruh, atau memanfaatkan kebaikan orang untuk perkaya diri, sesungguhnya hati kita tidak sehat. Kita sakit, karena meracuni hati sendiri dengan hal-hal buruk dan negatif.
Hidup sehat lahir batin itu pilihan, tapi rezeki itu Allah yang memberi dan menentukan.
Tetap jujur untuk terus berjuang menangguk rezeki.
…
Mas Redjo / Red-Joss