Seide.id – Siapa pun pasti kenal apa itu permen, termasuk buah hati kita. Variannya begitu banyak, baik dari jenis, bentuk, corak dan rasa. Lalu apa saja sih yang terkandung dalam sebutir permen? Berikut di antaranya:
#Sukrosa dan Glukosa
Komponen utama permen adalah gula yang dalam bahasa ilmiahnya disebut sukrosa. Sebagian besar permen rasanya manis karena mengandung gula pasir. Itulah mengapa permen juga disebut gula-gula. Sementara glukosa umumnya juga terkandung dalam permen untuk memperbaiki tekstur permen agar terasa lembut saat dinikmati.
#Sakarin atau Siklamat
Merupakan gula buatan yang menghasilkan rasa manis yang amat sangat. Gula buatan ini biasanya menimbulkan rasa pahit atau getir di lidah konsumen. Untungnya, bahan ini sekarang jarang/tidak digunakan lagi.
#Asam Malat atau Asam Sitrat
Merupakan asam organik yang ditambahkan pada permen untuk memberi rasa asam atau segar seperti rasa jeruk, stroberi dan rasa buah lainnya. Hingga ketika permen berada dalam mulut, kita serasa tengah mengkonsumsi buah-buah tersebut.
#Zat Pewarna
Sebagai pemikat, ke dalam pembuatan permen juga ditambahkan zat pewarna. Untuk warna merah, contohnya, menggunakan erythrosine atau carmine sedangkan warna kuning tartazin, dan sebagainya.
#Zat Tambahan Lainnya
Kadang permen juga mengandung zat tambahan lain, seperti susu. Namun persentase kandungannya tentu kecil sekali. Soalnya, memang tujuan semula hanya sebagai penambah citarasa. Ada juga yang ditambahkan ekstrak kopi, vanili, lemak nabati ataupun lemak sayuran, dan lecitin. Ada juga permen yang mendapat tambahan zat serat, terutama serat larut air seperti gel. Tambahan ini dimaksudkan agar permen mendatangkan rasa nikmat saat digigit. Gel yang berasal dari sari buah dan agar-agar atau gelatin membuat permen terasa kenyal. Meski ada zat-zat tambahan lainnya, komponen permen yang dominan tetaplah gula.
Adapun efek negatif yang mesti dicermati dalam gula-gula antara lain sebagai berikut:
#Termasuk Golongan Junk food
Kalau boleh jujur, sebetulmya permen termasuk golongan junk food alias “makanan sampah” yang miskin akan zat gizi. Kandungan kalori dalam satu butir permen rendah sekali, hanya sekitar 20-30 kalori. Selain kalori, permen sama sekali tak memiliki kandungan gizi. Padahal kelebihan kalori yang dikonsumsi akan disimpan dalam bentuk cadangan lemak yang akan menyebabkan anak kelebihan berat badan. Sudah jadi rahasia umum bila kegemukan terkait erat dengan penyakit kencing manis dan gangguan jantung.
#Merusak Gigi
Pengaruh permen pada kerusakan gigi terpulang pada kedisiplinan/kebiasaan anak menjaga kebersihan mulutnya. Terutama menggosok gigi maupun caranya membersihkan gigi. Serta seberaoa banyak dan seberapa sering si kecil makan permen. Ada anak yang hobi makan permen tapi karena rajin menggosok gigi setiap kali habis makan permen, giginya tak bermasalah. Lain cerita kalau sisa-sisa permen yang menempel di gigi tdak dibersihkan sesegera mungkin. Inilah yang kemudian akan menyebabkan terjadinya karies atau lubang pada gigi. Kalau giginya sudah berlubang biasanya anak akan gampang rewel dan susah makan. Ujung-ujungnya, orangtua sendiri yang akan kewalahan menghadapiya. Apa pun, bukankah mencegah jauh lebih baik daripada terlanjur terkena gangguan gigi-geligi?
#Menurunkan Nafsu Makan
Bila permen dikonsumsi saat senggang setelah anak sarapan atau makan siang tentu tidak terlalu bermasalah. Kebutuhan gizi anak telah terpenuhi saat makan padat tadi. Sayangnya, permen sering dikonsumsi mendekati waktu makan. Akibatnya, akan mengganggu selera makan anak. Gula yang terkandung dalam permen akan memberi efek kenyang sehingga merusak selera makan anak.
(Puspa) – nakita