Menyadari Fakta dan Harapan – Menulis Kehidupan 393

Foto : pexels/Pixabay

Sering dialami bahwa tidak semua hal yang diinginkan, diusahakan serta diharapkan bisa tercapai. Fakta ada keterbatasan, kegagalan dan kekecewaan adalah bukti bahwa manusia di dunia tidak selalu terpenuhi segala kebutuhannya.

Agar bisa realistis dan bisa menghadapi aneka kenyataan hidup, perlu kemauan dan keberanian mengenal diri, lingkungan alam serta menyadari hakekat kehidupan yang penuh misteri ini. Lalu refleksi itu saya tuliskan dalam sajak:

Dalam Cengkraman Awan Hitam

Rindu saksikan indahnya purnama
terasa hampa dan sia-sia
Damba mengagumi pesona bulan
nayatanya mengecewakan hati
Karena
langit malam nampak pekat
diselimuti awan hitam garang
disertai rintik hujan dan gemuruh
Awal Januari musim hujan
“Alam.memiliki hukumnya
Tidak semua manusia menyadari
Apalagi menyesuaikan perilakunya”

Putaran musim terus terjadi
dan sering cuaca berubah
seperti pengalaman suka duka
silih berganti dalam kehidupan
Setiap pribadi pasti rasakan
dan sering tak mampu diduga
“Fakta tidak sesuai harapan
Hasil tidak seperti usaha
Banyak hal tak terduga”

Pesona purnama ada waktunya
Pusaran gerak awan hitam
juga sesuai dengan musimnya
Dan
ketika rindu damba manusia
mau dipaksakan pada alam
Maka
yang terjadi adalah kekecewaan
Karena harapan selera rasa
tak mampu kendalikan alam
Karena pikiran daya manusia
tak sebanding keajaiban semesta
“Diri manusia memang misteri
tetapi sungguh tergantung semesta
manusia mati tanpa alam
Alam lestari tanpa manusia”

Beberapa saat sempat terlihat
Wajah purnama di balik awan
bukan penuh pesona indah
Namun
wajah pucat muram lara
Laksana keresahan nasib manusia
hadapi aneka bencana alam
terus dibelenggu problem kemanusiaan
“Manusia bertambah banyak
Manusia saling bergulat nafsu
Alam lingkungan terbatas daya
Bahkan rusak dan merana
akibat ulah kerakusan egoisme”

Seandainya bulan bisa bicara
mungkin banyak pesan dikatakan
Kalau purnama bisa omong
mungkin duka laranya diceritakan
Jika awan hitam bisa berkisah
mungkin rahasia akan disibak
Jika cuaca dan musim bicara
mungkin keajaiban alam dipahami
“Mencocokan fakta dan harapan
Mempertemukan realitas dan selera
Mendamaikan kebutuhan dan mimpi
Menyadari hakekat jati diri
tidak selalu mampu dilakukan
Dalam kehidupan setiap pribadi”

Purnama awal Januari
belum tentu tampil indah
karena sedang musim hujan
Dan
tergantung kita ada dimana
“Suka duka kehidupan pribadi
Selalu dialami silih berganti
karena kapasitas kemampuan diri
sejatinya tidak sempurna
Dalam relasi dengan sesama
Di tengah keajaiban alam semesta
Di hadapan Sang Pencipta”

Fakta alam malam ini
Purnama dicengkram awan hitam
Pesona bulan yang sirna
pada musim hujan Januari
Sepertinya menggores pesan alam
Bahwa
setiap pribadi perlu belajar
untuk mengenal kemampuan diri
untuk.mengelola potensi talenta
untuk menata akal pikiran
untuk membentuk lumbung nilai
untuk memiliki kekuatan iman
Agar mampu mengayam kehidupan
Agar bisa bermakna bermanfaat
Agar selalu bisa bersyukur
lalu berkarya amal bhakti
merajut harkat martabat sejati
dengan doa kerendahan hati
mengandalkan energi berkah Ilahi”

Menyadari Keajaiban Ilahi dalam Pribadi – Menulis Kehidupan 390