Berterimakasih kepada Alam Lingkungan – Menulis Kehidupan 395

Foto : Gitti Lohr/Pixabay

Faktanya bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa dukungan alam lingkungan. Tanpa manusia, alam lingkungan lestari dengan hukumnya. Tanpa alam lingkungan, manusia mati dan punah.

Realitas yang sangat hakiki, dan setiap hari dialami, diterima dan menjadi berkat penuh keajaiban. Namun, karena selalu dialami, sering menjadi biasa saja, bahkan diabaikan untuk disadari dan bersyukur terimakasih. Tentang pengalaman itu, sebuah refleksi saya tulis dalam sajak:

Empat Kembang Wijaya Kusuma

Sebetulnya saya tak pantas
hirup aroma wangi kembang
Kagumi pesona indah rupanya
Bunga putih Wijaya Kusama
yang mekar empat tangkai
di depan teras rumah kami
Karena
selama ini tidak kuhiraukan
tidak kusiram dan merawatnya
Bunga tanaman almarhum orangtua

Empat kembang Wijaya Kusuma
Putih indah harum mewangi
Bunga sedap malam
karena mekar diujung senja
karena mempesona dalam gulita
karena semerbak di malam hari
ada yang sebut bunga rezeki
Sebuah keajaiban berkah alam
tanaman kenangan ayah ibu
kado istimewa awal tahun
bagi kami anak dan cucu
Maka dengan syukur kupetik
Lalu kubawa dan persembahkan
dua kembang di pusara orangtua
dua lagi kubawa dalam rumah
doa harapan berkah rezeki
untuk tahun yang baru ini

Putih indah wangi semerbak
Empat kembang Wijaya Kusuma
Ingatkan aku pada ungkapan
“Bunga yang tidak menenun
Namun,
keindahannya kalahkan emas berlian
hasil karya tangan manusia
Burung yang tidak menabur
Namun bisa menuai
dan tak mati kelaparan
Apalagi manusia di hadapan Allah”
Sungguh ajaib Sang Pencipta
ketika disadari kuasa kasihNya
selain kepada alam semesta
Apalagi kepada pribadi manusia
yang adalah Citra Ilahi

Empat kembang Wijaya Kusuma
keajaiban alam karya Pencipta
Sungguh mempesona jiwa raga
Begitu indah harum semerbak
Tetapi
Terasa nyeri dalam rasa
karena sadari tak pernah kurawat
Telah menghentak ajari pikiranku
Bahwa
sangat banyak keajaiban Pencipta
yang kuterima tanpa jasaku
yang kudapat gratis dalam hidupku

Empat kembang Sedap Malam
Ingatkan putihnya kasih Ilahi
Nyatakan agungnya cinta Ilahi
Pesona ajaibnya alam semesta
yang lestari tak bertepi
kepada segenap pribadi insani
Namun
Sering kuabaikan tak kusadari
Apalagi berterimakasih bersyukur
dengan tulus hati sanubari
Karena tidak mengenal pribadiku
di hadapan kuasa Kasih Ilahi
di tengah alam semesta ini
di antara sesama insani

Berterimakasih atas Jasa Para Pendidik – Menulis Kehidupan 388