Ngaji Budaya di Balai Budaya Jakarta malam ini

Pidato Kebudayaan

Seide.id – Dibanding budayawan lain, Mohammad Sobary lebih gamblang dalam menjelaskan pikiran-pikirannya, yang mencerahkan. Banyak metafor diucapkan, tapi indah dan teatreal. Meledak ledak. Kocak juga.

Kang Sobary bukan saja penulis kolom, novelis, pemikir, cendekiawan dan mantan Pemimpin Umum Kantor Berita ‘Antara’ budayawan yang kerap kali menuangkan gagasan dan kritikan mengenai pola kehidupan dan isu-isu hangat.

Lahir di Bantul, Yogyakarta, 7 Agustus 1952, di usia 71 dia masih menggelora. Malam ini, di Balai Budaya, Jl. Gereja Theresia 47 – Menteng, Kang Sobary akan bicara tentang kebudayaan Indonesia mutakhir.

Bersamanya akan bicara dengan Sujiwo Tejo, jurnalis, dalang dan pembicara masalah budaya. Kang Tejo, 61, yang berlatar belakang Sains ITB, lama menjadi jurnalis ‘Kompas’, kemudian menjadi dalang, menulis banyak buku dan piawai main saxephone. Dan belakang main film, menjadi aktor yang disegani.

Bersama keduanya, mereka juga hadir seorang wanita novelis, yang belakangan muncul sebagai aktifis, Okky Mandasari.

Okky Madasari, penulis penerima penghargaan sastra Khatulistiwa 2012 melalui novelnya yang berjudul Maryam (2012), dikenal melalui karya-karyanya yang sarat kritik sosial. Sebelumnya, dia melahirkan Entrok (2010), 86 (2011) dan Pasung Jiwa (2013) yang masuk nominasi penghargaan tersebut, juga bergenre realis.

Sejak tahun 2010 Okky telah menerbitkan 10 buku, terdiri dari lima novel, satu kumpulan cerpen, tiga novel anak dan satu buku nonfiksi.

Saya baru membaca satu novelnya, The Years of the Voiceless (Entrok) versi Inggris dan baru membaca beberapa halamannya, saya menangis. Berat untuk melanjutkan. Sangat menyentuh. Entrog mengisahkan keluarga miskin, di tengah badai politik 1965. Ini versi perempuan dari Ahmad Tohari yang melahirkan karya fenomenal Ronggeng Dukuh Paruk. Penderitaan para perempuan dalam perubahan politik.

Melalui novel “Maryam” (2012), perempuan kelahiran 1984 ini mengungkap pengusiran warga penganut Islam Ahmadiyah oleh kelompok penentangnya.

“Sejak awal saya percaya bahwa karya sastra itu seharusnya bisa menyuarakan persoalan-persoalan dalam masyarakat,” kata Okky Madasari dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC Indonesia, April 2015 lalu.

Secara sederhana Kang Sobary dikenal sebagai pendukung Jokowi, Okky Mandasari Anti Jokowi, sedangkan Kang Tejo mengambil posisi independen. Mereka akan duduk satu meja dan beradu argumen malam ini. ***

SEIDE

About Admin SEIDE

Seide.id adalah web portal media yang menampilkan karya para jurnalis, kolumnis dan penulis senior. Redaksi Seide.id tunduk pada UU No. 40 / 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Opini yang tersaji di Seide.id merupakan tanggung jawab masing masing penulis.