Bukan hanya masyarakat yang bijak jika bayar pajak. Orang pajak jika tidak bayar pajak, tentu yidak bijak dan memalukan.
Slogan iklan Direkturat Jendral Pajak ( Ditjen Pajak) saat ini adalah Lunasi Pajaknya, Awasi Penggunaannya”. Inipun rencana akan diganti menjadi menjadi “Lunasi Pajaknya, Awasi Pemungutannya”.
Beberapa tahun lalu, slogan Ditjen Pajak terkenal adalah Orang Bijak Taat Pajak, Bangga Bayar Pajak, Ayo Peduli Pajak dan Apa Kata Dunia. Slogan ini sebagus apapun menjadi tak berarti ketika salah satu pejabat pajak dicopot dari jabatannya. Ini gara-gara sang anak, Mario Dandy Satrya, melakukan kekerasan brutal terhadap temannya dan gemar pamer kekayaan milik orangtua dengan kendaraan mewah.
Kekayaan Rafael Alun Terisambodo, ayah Mario yang menjabat di Dirjen Pajak, konon berjumlah lebih dari Rp 56 miliar. Ditulis kata lebih mengingat banyak kekayaannya seperti mobil mewah, motor mewah dan hal-hal mewah lain, belum terdaftar pada Laporam harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN). Mungkin belum terdaftar atau bukan miiknya.
Harta sebesar itu adalah 4 ( empat) kali lipat dari kekayaan Direktur Jendral Pajak Suryo Utomo, atasan Rafael. Yang memalukan ( jika hal ini benar) adalah bahwa mobil mewat Jeep Rubicon itu platnya dipalsukan, dan pasti tidak bayar pajak. Lalu dimanakah slogan Orang Bijak Taat Bayar Pajak ?
Jika orang pajak sendiri tidak bayar pajak, mungkin slogan paling pas adalah Orang Bijak Bayar Pajak, Orang Pajak Tidak Bayar. Berapa orang pajak yang tidak bayar pajak, mungkin perlu ditanyakan kepada Bu Sri Mulyatil, Menteri Keuangan yang membawai pajak.
Menurut catatan Seide, dari 200 juta lebih masyarakat Indonesia, yang memiliki kewajiban bayar pajak adalah 45 juta orang. Dari 45 juta orang ini yang rutin bayar pajak hanya 19 juta orang. Sejumlah 19 juta orang inilah yang menghidupi 200 juta orang lebih berikut beaya pembangunan.
Jumlah hanya 19 juta pembayar pajak ini terasa berat, jika sebagian WP ( Wajinb Pajak) tidak membayar pajak resmi melainkan melalui para pejabat pajak seperti orang-orang model Gayus Tambunan yang memiliki rekening di atas rp 28 miliar.
Bertambah berat lagi, jika hanya karena kasus satu orang pegawai pajak yang diragukan kekayaannya, dan tak bayar pajak, kemudian menyulut gerakan anti pajak. Gerakan tak perlu dan sia-sia. Terlebih , belum tentu ayah Mario melakukan tindakan aib bagi dirinya dengan korupsi.
Yang menjadi konsern dan fokus mestinya adalah bagaimana Bu Sri Mulyani melakukan gerakan bersih-bersih di rumahnya sendiri terhadap para pegawai pajak yang memiliki perilaku seperti orangatua Mario; harta yang tak masuk akal sebagai pegawai negeri dengan perilaku hedonis keluarganya.
Bersih-bersih bukan hanya karena halamana rumah kita tampak kotor. Bersih-bersih justru dilakukan rutin agar benar rumah kita bersih, sehingga tidak menimbulkan penyakit kronis. Ya penyakit korup, dan penyakit senang pamer kekayaan. Ini mutalk dilakukan di halaman yang menyimpan banyak duit berceceran seperti kantor pajak ini.
Itupun kalau mereka mau bersih.
Pajak Kripto Indonesia Mencapai 126,75 Miliar