Lahir sebagai Pavlina Porizkova di Prostejov, Czechoslovakia, Paulina sempat ditinggal orangtuanya yang lari ke Swedia pada tahun 1968. Paulina yang masih berusia tiga tahun dititipkan ke neneknya, dengan harapan bila situasi aman, sang nenek bisa mengantar cucunya itu di negara barunya.
Namun situasi politik di Cheko malah makin panas, neneknya tak bisa membawa Paulina keluar dari negara itu.
Setelah empat tahun mengupayakan agar anaknya bisa Kembali ke pangkuannya, ibu Paulina yang kala itu tengah hamil enam bulan merasa tak tahan lagi. Ia pun nekad membuat passport palsu untuk kembali ke Cheko demi ‘menculik’ anaknya sendiri.
Sial, ia tertangkap. Dan butuh tiga tahun kemudian, sampai akhirnya, sang ibu, adik laki-lakinya dan Paulina sendiri bisa keluar dari Cheko di tahun 1974.
Sebagai ABG di Swedia, Paulina mengenang dirinya sebagai anak kecil buruk rupa. Meski begitu, ia mau-mau saja dijadikan model oleh teman-temannya. Dan, beberapa tahun kemudian, salah satu temannya mengirimkan hasil polaroid-nya ke agen model local.
Entah bagaimana ceritanya foto tersebut sampai ke tangan John Casablancas, bos agency model terbesar pada masanya. Casablancas lah yang menyuruh Paulina menjajal peruntungan sebagai model di Paris. Paulina yang kala itu berusia 15 tahun pun mengikuti saran tersebut. Dan setibanya di Paris, ia langsung mendapat pekerjaan.
Namun remaja keras kepala itu punya impian sendiri. Dua tahun kemudian, di tahun 1982, ia nekad terbang ke Amerika, tempat di mana kelak ia menemukan pekerjaan impian dan cinta. (bersambung)