Pecah Telor! Emas Pertama Filipina di Olimpiade Tokyo.

Seide.id – Hidilyn Diaz atlet angkat besi Filipina, senin 26/7/2021, berhasil mencatatkan setidaknya tiga prestasi gemilang dalam Olimpiade ke-32 di Tokyo, Jepang.

Pertama, hasil angkatan Diaz seberat 224 Kg di kelas 55 kilogram adalah rekor Olimpiade di kelasnya.

Kedua, ia meraih medali emas.

Dan Ketiga, medali emas yang diraih Diaz adalah merupakan medali emas pertama bagi Filipina!  Ini catatan sejarah penting. Sejak ikut even olah raga dunia empat tahunan di tahun 1924, atau 97 tahun lalu, Filipina tidak pernah meraih medali emas satupun!

Ke-19 atlet Filipina yang berlaga di Tokto tentu sangat gembira, demikian juga dengan rakyat Filipina.

Emosional

Momen Diaz meraih emas memang sarat emosional. Setelah menyelesaikan angkatan terakhir, pada posisi 224 kilogram dalam sikap sempurna, Diaz tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Ia menundukkan kepala lalu berteriak sekencang mungkin, setelah itu ia menutup mukanya dengan tubuh gemetar.

tangis Diaz pecah saat ia selesai mengangkat beban yang membuatnya meraih medali emas.

Diaz tahu, angkatan terakhirnya tadi tidak saja merupakan rekor Olimpiade tetapi ia juga berhak mendapat medali emas!

Diaz tertunduk menahan air matanya, lalu ia berlari memeluk pelatih sekaligus kekasihnya, Julius Irvin Naranjo. Tangisnya pecah dalam pelukan Julius.

Usia Diaz sudah tidak muda lagi, 30 tahun, ia telah mengikuti 4 Olimpiade dan selama ini selalu gagal meraih emas. Diaz hampir putus asa, bahkan pernah berniat untuk mundur.

“Kerja keras saya terbayar sudah. Pahit dan getir saya alami saat latihan keras. Berbulan-bulan tidak bisa bertemu orang tua semua demi menghadapi Olimpiade ini. Agaknya Tuhan memang punya rencana indah” tutur Diaz yang juga anggota AU-Filipina dengan pangkat Sersan.

Gold medallist Philippines’ Hidilyn Diaz stand on the podium for the victory ceremony of the women’s 55kg weightlifting competition during the Tokyo 2020 Olympic Games at the Tokyo International Forum in Tokyo on July 26, 2021. (Photo by Vincenzo PINTO / AFP)

Diaz semenjak kecil memang telah menyukai bidang angkat  besi. Dahulu ia kerap berlatih di rumahnya menggunakan beban terbuat dari kaleng biskuit yang diisi semen.

Ia terus latihan sampai saat kuliah di Universitas De Zamboanga ia diikutkan dalam kejuaraan angkat besi junior Asia di Jeonju, Korea Selatan. Hasilnya tidak mengecewakan, ia meraih 2 medali emas dan 1 perak.

Selanjutnya putri kelima dari enam bersaudara in juga pernah berlaga di Asean dan Asian games.

Olimpiade di Beijing tahun 2008 adalah debutan pertama putri nelayan kota Zamboanga, sekitar 1.300 km selatan Manila. Saat itu Diaz baru berusia 17 tahun dan merupakan atlet termuda dalam timnya, bahkan atlet wanita pertama Filipina yang berlaga di cabang Angka Besi. Ia tak berhasil menyabet satu medalipun. Begitu juga empat tahun kemudian di Olimpiade London.

Prestasinya baru bersinar 4 tahun kemudian, di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, Diaz berhasil menyabet medali perak.

Setelah dari Rio ia berlatih keras, agar Olimpiade di Tokyo bisa menorehkan prestasi. Semua latihan kerasnya pun terbayar.

Ia mengalahkan rival terberatnya, lifter Tiongkok Liao Qiuyun yang meraih perak, sedang Zulfiya Chinshanlo dari Kazakhstan memperoleh perunggu dengan mencatatkan total angkatan 213 kg. (gun)

Avatar photo

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.