Lho?
Mana mungkin?!
Begitulah kenyataannya. Banyak orang memimpikan untuk hidup kaya, tapi keinginan itu hanya sebatas angan-angan.
Apapun impiannya itu baik, asal kita tahu cara mewujudkannya.
Jika boleh diibaratkan, kita ini seperti mobil yang dilengkapi mesin dan bahan bakar.
Mimpi kita adalah kota tujuan.
Untuk mencapai tujuan, kita tidak asal mengendarai mobil dan isi bahan bakar, lalu beres.
Prioritas yang utama adalah kenali kota tujuan, daya tarik dan kelebihannya dibandingkan kota lain, berapa jauh, berapa lama ditempuh, dan seterusnya.
Dengan lebih mengenali kota tujuan dimaksudkan agar kita semakin termotivasi. Mobil adalah talenta atau bakat kita yang dianugerahkan Tuhan. Dan bahan bakar adalah semangat juang kita.
Menguji kemampuan mobil itu perlu. Ibaratnya kita diajak untuk mengeksplorasi bakat dan kemampuan sendiri. Untuk mencapai tujuan, sepenuhnya bergantung pada kemampuan kita mengendarai mobil, mengatur kecepatan, menghadapi tantangan di jalan, dan sebagainya.
Target, adalah indikator utama kita agar tetap fokus dan terarah ke tujuan. Dengan mengatur target demi target, memudahkan kita untuk meraih target utama yang lebih besar.
Yang penting, dalam mewujudkan rencana itu kita tidak boleh cepat berpuas diri dengan hasil capaian. Apalagi kita lalu terlena, bahkan lupa diri, bahwa perjalanan kita masih panjang dan kota tujuan masih jauh
Target demi target itu dicapai agar kita mampu mengatur “ritme” kerja agar tidak melenceng dari tujuan, tidak cepat kelelahan, dan apalagi semangat juang kita langsung “nglokro” alias terkuras habis.
Sebaliknya, adanya target itu sebagai bahan mawas diri untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan sendiri. Dengan memohon berkat Allah, kita terus meningkatkan semangat juang untuk bekerja lebih giat lagi.
Cepat lambatnya mencapai tujuan dan sukses itu sepenuhnya tergantung pada kita saat berproses dan diuji. Tapi jauh lebih penting dan bermanfaat, jika kita mampu memaknai sukses itu sebagai anugerah Allah. (MR)