Perbedaan Pinoy dan Chinoy

Chinoy - Selebritis

Tiga selebritas Filipina keturunan China. Tionghoa Filipina adalah salah satu kelompok keturunan Tionghoa terbesar di Asia Tenggara. Terdapat sekitar 1.35 juta orang Filipina dengan keturunan Tionghoa murni, atau 1.6% dari jumlah penduduk yang 119 juta di negara tersebut. Presiden Ferdinand Marcos, Presiden Corazon Aquiono dan Kardinal Sin termasuk keturunan China yang menjadi tokoh nasional negeri itu.

OLEH DIMAS SUPRIYANTO

SEKARANG saya mengerti mengapa belakangan ini muncul sebutan Chindo : China Indonesia, istilah dari Gen Z untuk warga keturunan Tionghoa. Saya menduga munculnya kata Chindo dari kata Chinoy – China Filipino. Pinoy adalah sebutan lain bagi warga asli Philiphina atau Filipino. Sedang Chinoy adalah paduan Filipina dan China, sebagaimana Chindo di sini.

Sebagaimana Chindo, Chinoy mendominasi perekonomian dan kesejahteraan warganya dibanding warga asli / pribumi Filipina. Kondisi yang sama terjadi di Malaysia, Kamboja, Laos dan Vietnam. Pengecualian di Thailand dimana daftar 10 pengusaha terkaya didominasi warga asli.

Mengutip laman Wikipedia, Tionghoa Filipina adalah salah satu kelompok keturunan Tionghoa terbesar di Asia Tenggara. Terdapat sekitar 1.35 juta orang Filipina dengan keturunan Tionghoa murni, atau 1.6% dari jumlah penduduk yang 119 juta di negara tersebut. Presiden Ferdinand Marcos, Presiden Corazon Aquiono dan Kardinal Sin termasuk keturunan China yang menjadi tokoh nasional negeri itu.

Hukum di Filipina menetapkan Tionghoa Mestizos (keturunan campuran) dianggap sebagai warga negara, begitu juga dengan Tionghoa totok. Akulturasi etnis Tionghoa Filipina adalah yang paling baik di Asia Tenggara di samping etnis Tionghoa Thailand.

Meski demikian, dalam kasus Filipina, ada perbedaan jelas antara Chinoy desa dan Chinoy di kota. Sebagian Chinoy desa, masih seperti kakek buyut mereka yang imigran, tidak memiliki kehidupan yang kaya, berprestasi biasa-biasa saja—jika tidak buruk di sekolah, dan lebih fasih dalam bidang regional, .lebih fasih bahasa Hokkien atau Fookien. Mereka tertelan dalam kemiskinan karena mereka menyerah pada kebiasaan buruk seperti minum-minuman keras, berjudi, berzina dan segala perilaku petani.

Sebaliknya, mereka yang tumbuh di perkotaan mengenyam pendidikan di sekolah swasta yang dikelola oleh orang Tionghoa untuk orang Tionghoa dan berpendidikan tinggi. Mereka sangat kompeten dan selalu mendukung pendidikan anak-anaknya. Anda hampir tidak akan bertemu dengan orang Tionghoa Filipina yang bukan siswa teladan.

Mantan Presiden Ferdinand Marcos, Corazon Aquino dan petinggi gereja Filipina, Kardinal Sin, diketahui merupakan keturunan China yang menjadi tokoh nasional di Filipina. – foto: dok.

Dari satu diskusi di sosial media, seorang warga asli Filipina – entah berapa persen kadar keasliannya – memberikan gambaran perbedaan antara Chinoy dan Pinoy. Warga Filipina keturunan China dan warga Filipina asli alias Pribumi Filipina.

  • Chinoy adalah warga pekerja keras.
  • Mereka tidak pernah menerima keadaan mereka; mereka bekerja keras untuk mengubahnya.
  • Mereka sangat hemat ; mereka tidak meminjam uang.
  • Mereka menabung, dan menginvestasikan tabungan mereka.
  • Mereka sangat berwirausaha.
  • Komunitas Chinoy saling membantu.
  • Mereka tidak pernah puas.
  • Cenderung bekerja lebih keras di sekolah.
  • Mereka tahu cara berpikir besar.
  • Akan berusaha sekuat tenaga hanya untuk melakukan penjualan, meski keuntungannya sangat minim.
  • Rata rata dari mereka punya ibu Harimau (galak, sangar).

Sebaliknya, banyak Pinoy, Cenderung malas.

  • Merasa berhak – “kami miskin, jadi Anda harus membantu kami.”
  • Cenderung tetap miskin, dan menerima saja nasibnya.
  • Dididik menjadi karyawan, oleh keluarga dan sekolahnya, bukan oleh wirausahawan.
  • Menghabiskan tidak hanya seluruh uang yang ada di kantong mereka, namun juga uang yang belum mereka hasilkan.
  • Cenderung saling menarik ke bawah (“mentalitas kepiting”) dibandingkan saling mengangkat.
  • Biasanya tidak melanjutkan lebih jauh dari sekolah dasar.
  • Lebih memilih keuntungan jangka pendek daripada keuntungan jangka panjang.
  • Legenda setempat mengatakan bahwa salah satu orang terkaya di negara itu, Lucio Tan Sr., seorang Chinoy, berjalan tanpa alas kaki ke sekolah saat masih kecil dan bekerja sebagai petugas kebersihan.

Kunjungi objek wisata mana pun di Filipina. Bahkan tempat yang kurang dikenal sekalipun. Siapa pemilik resor yang bagus? Kalau bukan Chinoy ya Bule. Bagaimana dengan Pinoy? Sebagian besar hotel kecil murah dengan layanan buruk tetapi biayanya terlalu mahal. Tipe di mana Anda tidak akan pernah kembali.

“Saya lebih Pinoy daripada Chinoy dan saya sedih menulis jawaban ini. Tapi itulah kenyataannya, ” begitulah curahan hati kaum Pinoy di ajang diskusi sosial media.

Setelah membaca laman itu, saya pun membatin, I feel familiar with all the mentions its sound familiar – dengan perbandingan warga asli Nusantara di Indonesia dan Malaysia dengan Chindo ya? ***

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.