Purnawarman dan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara adalah termasuk kerajaan tertua di Indonesia, hampir seangkatan dengan Kerajaan Kutai. Tarumanegara pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-5 sampai ke-7 Masehi.

Bukti arkeologi adanya kerajaan telah ditemukan, di antaranya Prasasti Ciaruteun, berupa batu peringatan abad ke-5 Masehi yang ditandai dengan bentuk kaki Raja. Ada tujuh prasasti yang berhubungan dengan kerajaan Tarumanegara telah ditemukan di daerah Jawa Barat: Jakarta dan Banten. Prasasti itu diantaranya prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Jambu, Pasir Awi juga Muara Cianten (Bogor), Tugu (Jakarta Utara), Cidanghiang (Pandeglang Banten).

Sebagai suatu bukti arkeologis tentang kebenaran Kerajaan Tarumanegara yang pernah ada dan nyata adalah, Prasasti Ciaruteun di Desa Ciaruteun, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang ditemukan pada tahun 1863. Prasasti itu berisikan bahasa Sanskerta dan aksara Pallawa yang terdiri atas empat baris puisi India (anustubh) dan ditandai dengan goresan telapak kaki serta motif laba-laba yang belum diketahui maknanya. Konon, dari berbagai sumber masyarakat yang percaya, makna simbol yang terdapat pada prasasti tersebut menandakan bekas telapak kaki Raja Purnawarman yang gagah perkasa dan berkuasa setelah berkunjung bertemu dengan Dewa Matahari, saking panasnya sampai membekas di batu dua telapak kakinya.

Isi tulisan Prasasti Ciaruteun :
Vikkranta syavani pateh
Srimatah purnnavarmmanah
Tarumanagarendrasya
Visnoriva padadvayam

Yang artinya :
“Inilah sepasang kaki (bekas telapak), yang seperti kaki Dewa Wisnu, ialah telapak kaki Yang Mulia Purnawarman, Raja di Negara Taruma (Tarumanegara), Raja yang gagah berani di dunia”.

Bagi orang awam yang jeli melihat prasasti, hal ini seperti menegaskan akan kekuasaan raja, sebagai Dewa Wisnu yang menjadi penguasa dan pelindung rakyat.

Kerajaan Tarumanegara diawali dari Maharesi Jayasingawarman dari Salankayana, India, datang ke Indonesia. Setelah diterima oleh Raja di Kerajaan Salakanagara yakni Raja Dewawarman VIII, ia dinikahkan dengan salah seorang putrinya.

Jayasingawarman kemudian membuka wilayah dan mendirikan Kerajaan Taruma pada 358 masehi. Raja Jayasingawarman berkuasa selama 24 tahun, dari 358-382 Masehi.

Sejauh ini sumber-sumber primer berupa prasasti hanya menyebut satu raja, yakni Purnawarman sebagai Raja Tarumanegara.

Dalam Naskah Wangsakerta yang ditulis pada abad XVII (masih dalam polemik) menyebut kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh 12 Raja, diawali dengan Jayasingawarman (358-382 M) sebagai Raja pertama dan diakhiri oleh Linggawarman pada tahun 669 M. Tarumanegara mengalami masa pemerintahan oleh 12 Raja.

Berikut adalah Raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Tarumanegara:

Jayasingawarman (358-382 M)
Dharmayawarman (382-395 M)
Purnawarman (395-434 M)
Wisnuwarman (434-455 M)
Indrawarman (455-515 M)
Candrawarman (515-535 M)
Suryawarman (535-561 M)
Kertawarman (561-628 M)
Sudhawarman (628-639 M)
Hariwangsawarman (639-640 M)
Nagajayawarman (640-666 M)
Linggawarman (666-669 M)

Tercatat dalam sejarah, Raja Purnawarman memimpin Kerajaan Tarumanegara pada tahun 395-434 Masehi. Ia merupakan pemimpin ketiga dari kerajaan tersebut. Purnawarman terkenal dengan sifatnya yang mau berjuang demi meningkatkan kehidupan rakyatnya. Tak heran, dirinya setiap kali muncul dalam prasasti yang ditemukan.

Kehidupan masyarakat pada masa Kerajaan Tarumanegara, berdasarkan beberapa prasasti, raja yang berhasil meningkatkan kehidupan rakyat adalah Raja Purnawarman.

Dalam Prasasti Tugu yang menuliskan, bahwa penggalian kali yang dilakukan membuat kehidupan rakyat makmur dan merasa aman. Sehingga kondisi sosial pada masa pemerintahan Raja Purnawarman makin meningkat dengan memperhatikan kedudukan kaum Brahmana sebagai tanda penghormatan kepada para Dewa.

Agama yang dianut oleh Raja dan Rakyatnya adalah Hindu Siwa. Sikap toleransi beragama pada masa itu cukup tinggi dibuktikan dengan adanya Agama Budha dan Agama Nenek Moyang (animisme).

Prasasti Tugu menuliskan bahwa Raja Purnawarman membuat terusan 6122 tombak (12 kilometer) yang digunakan sebagai sarana lalu lintas pelayaran dan perdagangan dengan daerah sekitarnya.

Masyarakat Kerajaan Tarumanegara umumnya hidup dengan bermata pencaharian sebagai petani dan hidup di bawah pemerintahan yang sudah teratur.
Hal ini menandakan kehidupan ekonomi rakyatnya tertata rapi. Kehidupan budaya pada masa itu sudah tinggi, ditandai dengan teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti yang memperlihatkan perkembangan budaya tulis menulis.

Dari bukti prasasti yang telah ditemukan itu, Raja Purnawarman berhasil membawa Kerajaan Tarumanegara ke masa kejayaan. Pemerintahan Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan bukti peninggalan yang bisa dijadikan sebagai sumber sejarah.

Referensi :
Wikipedia Indonesia
Ensiklopedia Kerajaan-Kerajaan Nusantara
Dari berbagai sumber

Avatar photo

About Ririz Seno

Pemerhati budaya dan seni, praktisi musik, chemical engineer.