seide.id– Meskipun secara de facto Taliban kini memegang kontrol atas seluruh Afganistan, tetapi secara de jure kehadirannya belum diakui oleh negara lain. Perjalanan masih panjang.
Nama Taliban sendiri oleh Amerika dan Rusia masih dimasukkan ke dalam kelompok ‘organisasi teroris’ yang harus diwaspadai, dan itu masih berlaku sampai hari ini.
Untuk menghapus stigma ini masih diperlukan waktu. Taliban sendiri harus mengubah wajah garang yang selama ini melekat, memperoleh kepercayaan dari masyarakat Afganistan terlebih dahulu sebelum mendapat kepercayaan dari masyarakat dunia.
Kantor berita AFP hari ini melaporkan, pemerintahan Joe Biden tidak akan mengijinkan segala upaya Taliban untuk mengakses ke dalam rekening cadangan devisa Afganistan yang disimpan di Amerika. Semua permintaan untuk membuka aset Afganistan yang disimpan di Bank Sentral akan ditolak, demikian sumber Gedung Putih seperti yang dikutip AFP.
Sementara itu kehidupan di Kabul sendiri pada hari Senin malam relatif lebih tenang. Pasukan Taliban ada dimana-mana. Pos pemeriksaan dan barikade digelar di beberapa tempat.
Tak nampak kepanikan di dalam kota, beda dengan kondisi di hari Minggu saat pasukan Taliban mulai memasuki ibukota.
Saat ini Taliban mengontrol semua lalu lintas kota, mereka memeriksa setiap kendaraan khususnya milik kepolisian dan tentara Afganistan dan langsung menyitanya bila dijumpai dalam pemeriksaan.
Afganistan yang kian cantik
Harus diakui setelah lepas dari Taliban 20 tahun lalu dan berjalan bersama negara-negara yang mendukung pemerintahan sekuler di Afganistan, wajah kota-kota di negara itu sudah banyak yang berubah.
Pembangunan terlihat dimana-mana dan gedung tinggi mulai menghiasi Kabul, megah seperti layaknya wajah kota yang menyandang sebagai ibukota. Masyarakat juga mulai merasakan kemajuan dan meningkatnya kemakmuran.
Berbeda sekali dengan kondisi 20 tahun lampau, ketika mereka hidup di bawah kekuasaan Taliban yang menerapkan hukum agama yang keras dan kaku, warganya hidup dalam kekhawatiran dan ketakutan. Di wilayah pinggir kota tak ada listrik, penerangan hanya dari lampu minyak dan tak terdengar suara apapun selain lolongan anjing malam.
Kini, 20 tahun kemudian, saat Taliban berkuasa kembali, keadaan sudah banyak berubah. Pertanyaannya, apakah rezim Taliban akan membawa masyarakat Afganistan kembali ke masa lalu? Ataukah Taliban memetik pelajaran dari kesalahan masa lampau? Dan mengubahnya demi kemajuan generasi di masa mendatang? Waktu yang akan membuktikannya. Yang pasti, saat ini, masyarakat Afganistan berada di persimpangan jalan.(Gun)