Realitas Pikiran Sesat

Courtesy : Kompasiana

OLEH ; MAS SOEGENG

Sejak Sabtu lalu, tanpa izin, saya dimaksukkan dalam grup yang tidak saya inginkan. Terakhir, semalam WAG dengan nama PW ( saya singkat biar tidak heboh), memasukkan nomor saya dalam grup mereka. Tak lebih dari 5 menit, saya keluar. 

Isi status wag yang berisi beberapa tokoh terkenal yang berseberangan dengan pemerintah. Mereka mendengungkan  penolakan Pancasila yang lahir tanggal 1 Juni, Para Parpol Pengkhianat Pancasila, dukungan terhadap Palestina dan NB dalam kasus test wawasan kebangsaan di KPK dan tentang kememimpinan RS yang saat ini sedang menghadapi berbagai tuduhan di pemerintahan. 

Status-statusnya bikin merinding. Nggegirisi. Seakan Indonesia negara korup dengan pemimpin zionis dan rakus. 

Menyimak sejenak dalam grup wag semacam itu, tampak betapa Indonesia telah terbelah menjadi sekian. 

Saat ini, ada orang-orang yang nyata-nyata bekerja mati-matian membangun negeri ini, ada yang sembunyi ngotot menjatuhkan siapapun yang berkuasa negeri ini. Terpecahnya pengikut capres berbeda sejak 2009 masih membekas hingga saat ini. Membesar mulai 2014 dan tak bisa dipungkiri, mereka telah hidup dalam alam realitasnya sendiri.

Realitas ? 

Saya ingat ucapan seorang Plato. “ Realitas adalah apa yang ada di pikiran kita. Jika kita ingin mengubah realitas, tinggal mengubah pola pikir yang ada di otak kita. “

Seekor kucing menganggap dirinya singa agar ditakuti binatang lain. Terutma tikus dan kucing itu sendiri. 

Adalah realitas melihat Jokowi sebagai presiden Republik Indonesia yang syah yang paling banyak melakukan pembangunan di negeri ini. Bisa dibuktikan dengan jalur darat Keretaapi yang memanjang, jalan tol, jembatan maupun jembatan gantung, jalur udara dan jalur laut dengan peradaban maritimnya. Pembangunan telekomunikasi fiber optik juga dibangun hingga infrastruktur pangan. Itu realita yang tampak yang bisa dilihat, dibuktikan dan bisa disentuh. Real. Nyata. 

Tetapi sebagian orang yang membenci Jokowi dan pemerintah ini, telah mengubah realitas dalam pikirannya menjadi bertentangan alias menciptakan realitasnya sendiri. 

Realitas yang dibangun adalah semua pembangunan itu dari hasil uang rakyat.  Bukan Jokowi atau pemerintah. Mereka juga tidak sepaham dengan pemerintah karena buka. Pemerintah versi realitas mereka. 

Akibatnya, apapun yang dilakukan Jokowi dengan realitas yang ada, tidak masuk akal bagi mereka yang telah mengubah realitas mereka sendiri melalui sikap kebencian yang ditanam dalam pikirannya. 

Ini ibarat orang lari jauh, di setiap jalan diberi hambatan. Ada yang menaruh paku di jalanan, cairan licin, atau membangun tembok penghalang. Intinya, agar si pelari jatuh dan gagal sampai di garis finish.

Jika situasi seperti ini tak segera dibasmi, dan aparat abai terhadap ledakan-ledakan kecil dengan membiarkan kelompok yang anti pemerintah merajala, maka  bahayanya, ledakan besar bisa terjadi. 

Itu saat yang dinantikan oleh mereka yang telah memiliki realitas yang diciptakan sendiri. Mereka akan melihat peluang untuk bergerak merebut apa yang mereka inginkan. Yakni kekuasaan yang mampu menerjahkan realitas mereka. 

Orang-orang semacam ini hanya mau menerima realitas yang sudah dibangun dalam pikirannya yang sesuai dengan keinginannya. Mereka menolak segala sesuatu yang tidak mereka inginkan dan hanya menerima yang sesuai pola pikir mereka…..

02.06.21

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.