SATU IDE TAK BERARTI SAMA

Jangan mengira bahwa GO JEK dari Indonesia, adalah pihak pertama yang punya ide membuat bisnis jasa antar orang, makanan atau pelayanan lain. Gojek baru dibuat tahun 2010 oleh Kevin Aluwi, Nadiem Makarim, dan Michaelagelo Maron.

Idenya mungkin sudah muncul jauh sebelum itu.

Sementara pak Joli, tukang ojek depan perumahan Residence One, yang mangkal di bawah jembatan BJ Home, BSD, sejak 2002 sudah punya ide cerdas itu. Dia tak punya ponsel dan berpikir alangkah mudahnya orang kalau bisa pesen gojek via telp.

Pak Joli punya ide tapi hanya sekedar ide. Belum matang. Apalagi ketika ide itu diceritakan pada saya sebagai penumpang langganan, tak menanggapi ide itu. Lewat begitu saja.

Ide perlu pendalaman, perlu perencanaan, perlu langkah pasti menuju ide tersebut lalu take action. Sebuah ide bisa saja muncul di saat yang bersamaan di antara sekian puluh miliard manusia di seluruh dunia. Ide siapa yang layak, tentu yang mewujudkan lebih dahulu.

Sama seperti Grab di Singapore. Mereka mengaku sudah punya gagasan jauh sebelum Gojek Indonesia meluncurkan aplikasinya. Begitu juga aplikasi sejenis Gojek di di tempat lain. Semua mengaku punya ide, tapi Gojek mewujudkan lebih dulu.

Sayang, Grab tidak kenal pak Joli tukang ojek. Kalau kenal, pasti malu kalau mengklaim idenya asli dari tukang ojek.

Pak Joli sekarang menjadi salah satu pengendara GOjek dengan seragam hijaunya. Ia tak segera mewujudkan impiannya dan orang lain yang mewujudkan. Tak berarti ide soal gojek milik pak Joli. Ide menjadi milik orang yang mampu mewujudkan.

Ide hanya sekedar ide. Nilainya hanya 10%. Selebihnya milik orang yang menangkap ide itu, lalu menterjemahkan dalam bentuk nyata. Bisa ide sebuah kegiatan bisnis, atau ide liburan bersama teman satu angkatan. Tiap hari saya melahirkan ide-ide baru. Tak semua langsung diujudkan. Nunggu momentum, jika tak kedahuluan yang lain.

Ide atau impian, baru syah jika diujudkan dalam bentuk nyata. Mimpi dan impian berbeda. Mimpi itu menuju alam bawah sadar, sementara impian menuju alam nyata.

Tentang ide dan impian, dalam membuat bisnispun, saya berpatokan pada dua hal itu.

Pertama, jika saya punya ide bisnis, segera cari modal, lalu meminta orang lain ( karyawan) untuk ikut mewujudkan ide itu. Nyaris tak mungkin sebuah ide diujudkan sendiri. Kita perlu orang lain.

Yang kedua, jika orang lain punya ide bisnis, punya impian, tapi tak punya modal, saya akan bekerjasama dengan dia untuk sama-sama mewujudkan ide atau impian seseorang itu. Dengan catatan jika saya tertarik ide itu, suka sama impian orang yang bersemangat menghidupkan impiannya, mau kerja keras dan punya perhitungan matang.

Semua harus satu ide. Seide. Sepakat dan seia sekata dan sejalan. Kalau sudah seide, enak jalannya.

Apa ide anda yang belum terwujud ?
republik potpoury indonesia
(08.05.21)

Avatar photo

About Mas Soegeng

Wartawan, Penulis, Petani, Kurator Bisnis. Karya : Cinta Putih, Si Doel Anak Sekolahan, Kereta Api Melayani Pelanggan, Piala Mitra. Seorang Crypto Enthusiast yang banyak menulis, mengamati cryptocurrency, NFT dan Metaverse, selain seorang Trader.