Menyusuri Jejak Sejarah Rengas Dengklok, Menginspirasi Wakil Rakyat DIY

Rumah Sejarah Rengas Dengklok

Kunjungan Komisi A DPRD DIY, memberikan inspirasi bagi Eko Suwanto untuk mengekspos peninggalan dan situs sejarah di Yogyakarta. Karena itu, Pemerintah Daerah (Pemda) DIY serius melestarikan sejarah tokoh bangsa melalui kehadiran museum.

Seide.id – Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menyampaikan hal itu saat berkunjung ke Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong yang terletak di Dusun Kalijaya I, Desa Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, pekan lalu.

Keberadaan museum sangatlah penting sebagai upaya menghargai dedikasi, pengorbanan, serta semangat juang para pendiri bangsa. Selain itu banyak peristiwa penting yang terjadi di Yogyakarta, salah satunya pernah menjadi Ibukota Republik Indonesia, peran Sultan HB IX bersama KGPAA Paku Alam VIII yang membantu Pemerintahan saat penjajah Belanda masih berada di Indonesia, hingga lahirnya Keistimewaan DIY.

“Kami meminta Pemda DIY agar mengoordinasikan pemerintah kabupaten dan kota untuk membangun museum-museum bersejarah,” ujar Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto.

Kata dia, Pemerintah dapat mengoordinasikannya pemerintah kabupaten dan kota dalam membangun museum tokoh bangsa. Banyak tokoh berpengaruh dalam perjuangan kemerdekaan, seperti Bung Karno, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sri Paduka Alam VII, Prof Ahmad Kahar Muzakir, dan Ki Bagus Hadikusumo yang bisa diceritakan lewat museum. Sehingga kedepan, museum-museum itu diharapkan menjadi pusat pembelajaran, riset, sekaligus berwisata.

“Di Jogja peran para tokoh dalam kemerdekaan sangat besar. Eksistensi museum ini bisa menjadi tempat belajar, penelitian, dan juga rekreasi,” tambahnya.

Kegiatan Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta ke Rengasdengklok ini juga menjadi salah satu bagian dalam rangkaian kegiatan menyusuri jejak Bung Karno untuk mendalami nilai-nilai Pancasila.
Meski Bung Karno berasa di Rengasdengklok kurang dari 24 jam, namun peristiwa yang terjadi di sana menjadi sangat penting bagi sejarah Bangsa Indonesia.

Selain menyusuri sejarah, semangat juang para pahlawan yang memperjuanglan kemerdekaan Republik Indonesia termasuk Bung Karno dan Bung Hatta ini patut dicontoh oleh generasi muda saat ini. Eko juga menyoroti peran para pemuda yang andil dalam mendukung Bung Karno, Bung Hatta, Ahmad Soebardjo, dan Sukarni dalam memperjuangkan kemerdekaan tanpa memikirkan keselamatan pribadi.

“Bung Karno, Bung Hatta, Ahmad Soebarjo, Sukarni rela hati tanpa mempertimbangkan keselamatan diri berjuang untuk bangsa. Bagaimana kehendak untuk merdeka, memperkuat kehendak yang didukung anak-anak muda, menunjukkan bagaimana kepahlawanan lahir dari niat dan kehendak memerdekakan Indonesia, tanpa mempertimbangkan keselamatan diri dan keluarga. Bagaimana menjaga Indonesia, itu juga sangat penting,” ungkap Eko di Rumah Djiauw Kie Siong.

Djiauw Kie Siong yang lahir 1880 dan wafat 1964 merupakan seorang petani keturunan Tionghoa yang bergabung dalam tentara Pembela Tanah Air (Peta). Yanto, pria berusia 75 tahun itu, menceritakan kisah rumah yang kini ditinggalinya.

Lokasi rumah saat ini sudah bergeser beberapa meter untuk menghindari abrasi Sungai Citarum. Rumah itu menjadi tempat Bung Karno dan Bung Hatta diamankan oleh para pemuda sebelum memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pengamanan tersebut dilakukan oleh sejumlah pemuda, antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh

Di rumah itu juga naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia mulai dibahas dan dipersiapkan.

Kedua “Bapak Bangsa’ di rumah itu ditemani oleh Sukarni, Yusuf Sukanto, dr Sutjipto, Ibu Fatmawati serta Guntur Soekarnoputra yang masih masih berusia 9 bulan.

“Rengasdengklok adalah tempat yang bersejarah bagi Indonesia, diharapkan pembangunan museum di berbagai wilayah termasuk di Yogyakarta dapat memperkuat pemahaman sejarah dan mempertegas nilai-nilai nasionalisme bagi generasi mendatang”, kata Ummaruddin Masdar, Wakil Ketua DPRD DIY . “Tanpa sejarah itu, kita tidak akan menjadi bangsa seperti sekarang,” imbuhnya. (yp)

Avatar photo

About Supriyanto Martosuwito

Menjadi jurnalis di media perkotaan, sejak 1984, reporter hingga 1992, Redpel majalah/tabloid Film hingga 2002, Pemred majalah wanita Prodo, Pemred portal IndonesiaSelebriti.com. Sejak 2004, kembali ke Pos Kota grup, hingga 2020. Kini mengelola Seide.id.