Serial Wiracarita Ramayana eps. 20 – 22

(20) GANDHEWA BAJA

Banyak para raja di luar kerajaan Manthilidirja yang ingin “bebesanan” (menikahkan anak) lelakinya dengan Dewi Sinta.  Maksud yang demikian itu ada yang terang-terangan melamar maupun yang sembunyi-sembunyi.

Prabu Janaka mulai mengkhawatirkan keselamatam Dewi Sinta. Ia juga khawatir jika sampai terjadi pertumpahan darah di dalam kerajaannya.

Prabu Janaka memiliki pusaka kerajaan yang sakti mandraguna namanya ” Gandewa Baja”. Pusaka ini sangat berat. Hanya Prabu Janaka yang mampu mengangkatnya. 

(21) SAYEMBATA KERAJAAN MANTHILI

Setelah kekhawatiran Prabu Janaka memuncak, maka muncullah ide Prabu Janaka untuk melindungi kerajaannya dari kehancuran, sekaligus untuk menyelamatkan Dewi Sinta. 

Prabu Janaka mengumumkan “Giri Patembaya” (sayembara). Barangsiapa mampu mengangkat Gandewa Baja, pusaka Kerajaan Manthilidirja itu dialah yang berhak menjadi suami dari Dewi Sinta.

Pengumuman sayembara mengangkat gandewa baja atau busur panah yang terbuat dari baja itu akhirnya sampai pula di telinga raja Ayodya, Prabu Dasarata.

Mendengar kabar sayembara itu bersukacitalah Prabu Dasarata.

(22) MENGIKUTI SAYEMBARA

Dalam pertemuan agung di pendapa Kerajaan Ayodya,  Prabu Dasarata mengangkat isu tentang sayembara yang diadakan oleh Prabu Janaka Raja Manthilidirja.  Pertemuan agung itu dihadiri oleh 3 istri Prabu Dasarata, para putra, patih Ayodya, Jayareksaka dan seluruh kerabat kerajaan Ayodya.

Dalam pertemuan agung itu disepakati bahwa Raden Ramayana yang diajukan untuk mengikuti sayembara di Kerajaan Manthilidirja. Pertimbangannya, Raden Ramayana, putra tertua yang menguasai banyak ilmu dan telah diangkat sebagai Pangeran Pati atau Putra Mahkota yang hendak meneruskan menjadi raja di Ayodya menggantikan ramandanya, Prabu Dasarata setelah menyerahkan tahta kerajaannya.

( bersambung )

SERIAL WIRACARITA RAMAYANA

Avatar photo

About Y.P.B. Wiratmoko

Lahir di Ngawi, 5 April 1962. Purna PNS ( Guru< Dalang wayang Kulit, Seniman, Penyair, Komponis, penulis serta penulis cerita rakyat, artikel dan buku. Telah menulis 200 judul buku lintas bidang, termasuk sastra dan filsafat. Sekarang tinggal di dusun kecil pinggir hutan jati, RT 021, RW 03, Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur