Beredar di pasar gelap dan dipromosikan lewat jejaring sosial, seperti Facebook group, Snapchat, dan WhatsApp. foto : Sertifikat dan paspos vaksin resmi yang dikeluarkan pemerintah Australia.
Seide.id – Sertifikat vaksin COVID-19 diyakini bisa menjadi tiket menuju kebebasan dari ‘lockdown’ yang berkelanjutan di Australia dan berdampak bagi jutaan warganya. Tapi kini mulai ada sertifikat palsu yang bisa dipesan dan dibeli bagi mereka yang menghindari untuk divaksinasi.
Demikian laman berita ABC memberitakan dari Sydney, Australia
Salah satunya melalui pasar gelap yang dipromosikan lewat jejaring sosial, seperti Facebook group, Snapchat, dan WhatsApp.
Christian Kunde adalah salah satu dokter yang melihat bagaimana sertifikat vaksinasi palsu ditawarkan.
“Saya masih menjadi bagian dari sejumlah grup media sosial sejak saya tinggal di Sydney Barat. Dan [sertifikat palsu] ditawarkan di Snapchat serta grup WhatsApp. Awalnya, saya pikir itu lelucon,” ujarnya.
Dokter Christian mengaku khawatir dengan masalah ini, meski tidak terkejut. “Saya tidak terlalu terkejut kalau ada orang yang melakukannya saat ada kesempatan.”
Sertifikat vaksinasi palsu diketahui sudah mulai beredar di seluruh Australia, seperti yang dilihat juga oleh dokter Mohamad Assoum, seorang ahli epidemiologi penyakit menular.
Ia mengatakan sertifikasi vaksinasi itu sangat sederhana, sehingga dengan mudah bisa dipalsukan.
“Sebagian besar [dokumen] adalah dalam bentuk PDF yang telah ditiru dari sertifikat yang asli,” ujar dr Mohamad.
Melihat sertifikat palsu itu membuatnya mempertanyakan motif pembuatnya.
“Ada banyak pertanyaan dalam pikiran saya, mengapa orang bisa melakukan sejauh itu untuk memalsukan dokumen penting?”
Belum jelas mengapa sertifikat palsu sedang dicari: apakah orang frustrasi dengan keterlambatan program vaksinasi di Australia, ataukah mereka memang anti-vaksin, atau sebutannya ‘anti-vaxxer’.
Tapi dr Christian mengatakan apa pun alasannya memalsukan sertifikat vaksin adalah pelanggaran hukum yang berat. Menurutnya ini akan semakin menyulitkan upaya Australia dalam menangani COVID-19.
“Ini akan mengubah apa yang terjadi di rumah sakit, kita juga berpotensi bertanggung jawab atas varian Australia kita sendiri,” ujarnya.
Sertifikat vaksin palsu diketahui berasal dari kawasan Sydney Barat, yang kini sedang memberlakukan ‘lockdown’ paling ketat di New South Wales. – ABC/d