Seide.id – Tembak menembak telah terjadi di gerbang utara bandara Kabul, hari Senin 23/8/2021 ini, dua orang pria bersenjata dikabarkan tewas.
Tak ada penjelasan resmi pihak siapa yang memulai melepaskan tembakan, yang jelas insiden tersebut melibatkan sekelompok orang tak dikenal, pasukan negara-negara barat yang menjaga proses evakuasi dan para penjaga Afganistan.
Insiden ini semakin memperuncing ketegangan di sekitar bandara Hamid Karzai, Kabul.
Saling injak
Kemarin dikabarkan juga telah terjadi insiden berdarah. Khaos. Ribuan para pengungsi yang berdesak-desakan saling injak diantara mereka sendiri. Menteri pertahanan Inggris Ben Wallace menyebut setidaknya 7 orang meninggal dalam kejadian itu.
Akibat peristiwa itu, presiden Joe Biden sampai meminta warga Amerika yang masih tertahan di ibukota Kabul untuk sementara menghindari jalan menuju bandara.
Amerika memiliki staf kedutaan yang paling banyak di Afganistan. Masih ada sekitar 15.000 warga Amerika yang tertahan di Kabul. Jumlah itu belum termasuk 50.000 sampai 60.000 staf lokal dan keluarga mereka yang juga harus dibawa mengungsi.
Melibatkan pesawat sipil
Sejak Minggu 15/8, Taliban telah menguasai ibukota Kabul, dengan demikian kelompok garis keras itu telah menduduki sebagian besar wilayah Afganistan.
Mereka mendirikan pemerintahan baru yang berdasarkan syariat agama, berbeda dengan sistem sekuler yang selama 20 tahun terakhir dipergunakan di Afganistan.
Takut akan keselamatan staf lokal yang selama ini membantu pekerjaan di keduataan Amerika, maka, Joe Biden memutuskan untuk membawa serta semua pekerja lokal berserta keluarga mereka.
Amerika telah menetapkan batas waktu terakhir evakuasi di tanggal 31 Agustus, Joe Biden sendiri sudah mengontak 3 maskapai penerbangan sipil Amerika untuk membantu, diantaranya dari American Airlines. Dikabarkan kini ada tambahan 12 pesawat sipil yang siap untuk mempercepat evakuasi.
Pejabat militer Pentagon, mayor jendral William Taylor menyebutkan, kini terdapat setidaknya 5.800 pasukan Amerika bertugas di sekitar bandara. Mereka bertindak sebagai pelindung sekaligus sebagai penjaga keamanan selama proses evakuasi berlangsung.
Sejauh ini ada 20 negara yang telah membawa keluar staf kedutaan besar mereka, termasuk Indonesia. Total yang terangkut sudah sekitar 28.300 termasuk didalamnya staf lokal dan keluarga mereka. Namun, masih ada puluhan ribu lagi yang masih tertahan.
13 negara penampung
Akan dibawa kemanakah semua pengungsi Afganistan nanti? Sebab masalah yang akan ditimbulkan kelak juga akan serius. Para pengungsi butuh tempat tinggal, cukup dana untuk hidup juga tersedianya pekerjaan dan sekolah bagi anak-anak pengungsi.
Menteri Sekretaris Negara, AS, Antony Blinken, menyebutkan setidaknya ada 13 negara yang menyediakan diri sebagai tempat penampungan sementara, Negara itu adalah: Albania, Kanada, Kolombia, Kosta Rica, Chili, Kosovo, Macedonia Utara, Mexico, Polandia, Qatar, Ruwanda, Ukraina dan Uganda.
Inggris beserta anggota G-7 lainnya dan Uni Eropa besok juga akan membicarakan nasib para pengungsi ini.
Penanganan masalah ini harus cepat, sebab, Taliban juga tidak mau masalah ini jadi berlarut-larut. (gun)