Pengantar Singkat: Kata-kata mutiara dan nasihat bijak Jawa kuno dari para leluhur Jawa, adalah juga salah satu dari Falsafah hidup bangsa Indonesia yang begitu indah dan penuh dengan makna kehidupan yang mendalam, semoga dapat menginspirasi Anda dalam menjalani kehidupan Anda sebagai manusia yang sedang selalu berusaha menuju ke arah yang lebih baik.
129 AJA GENYENG (Jangan Nyinyir)
Nyinyir suka bicara yang bukan-bukan asal “jeplak” asal terlontar, oleh masyarakat Jawa akan disindir agak kasar yaitu dengan kata-kata “aja genyeng!”
Daripada nyinyir yang tidak karuan juntrungnya dan bisa menimbulkan percekcokan lebih baik jika diam. Diam bukan berarti tidak mengambil tindakan atau sikap apa-apa tetapi menghindarkan diri dari rasa benci dan tidak mau ikut campur permasalahan orang lain jika tidak diminta.
Perilaku bijak ini hendak menggarisbawahi bahwa ucapan yang sudah dilontar tidak bisa ditarik kembali sekalipun dengan kereta yang ditarik 8 kuda. “Aja genyeng” (jangan nyinyir)
- JANMA TAN KENA ING INA (Manusia tak Boleh Dihina)
Kehidupan di dunia ini setiap saat bisa berubah. Demikian juga keadaan orang. Oleh sebab itu menghina seseorang sungguh menjadi pantangan bagi siapapun. Dunia yang tidak kekal memengaruhi kehidupan setiap orang. Orang sehat bisa jatuh sakit, orang sakit bisa sehat kembali. Orang kaya bisa jatuh miskin demikian juga orang miskin bisa berubah menjadi orang kaya. Sesungguh-sungguhnya bukan harta yang menjadikan seseorang dihargai dan dihormati melainkan karena perilakunya yang baik dan benar.
- AJA SENENG UMUK (Jangan suka bicara tanpa ada nyatanya.)
Suka berbicara ke sana-kemari bagi orang Jawa tidaklah baik, apalagi yang dibicarakan itu tidak pernah ada nyatanya. Orang suka-suka ngomong besar mekulu tanpa isi. Tong kosong berbunyi nyaring.
- KAYA GATUTKACA ILANG GAPITE (Loyo tidak bersemangat)
Gatotkaca adalah Raja Pringgondani yang masih muda dan sakti mandraguna. Tetapi jika sudah loyo tidaklah lagi kuat dan bersemangat. Pepatah ini bisa juga untuk menyindir seseorang yang semula kaya menjadi miskin, yang semula kuat menjadi lemah.
/ Wisma Ayem, Mangkujayan, Gandhok Kidul, 14 Oktober 2022
Tindakan Bijak yang Tercermin Melalui Pepatah Jawa (Bagian 42)