Wisata GLOW Tak Cuma di Kebun Raya Bogor (2)

Glow 03 - Foto @glowkebunraya

Kunjungan malam hari ke KRS itu jadi amat spesial bagi saya. KRS yang awalnya merupakan pusat pengembangan tanaman karet (Hevea brasiliensis) Inggris untuk Asia-Tengara itu disaput situasi glow, berbinar-binar.

Oleh HERYUS SAPUTRO SAMHUDI

“LHA , jauh-jauh ke Singapura, kok buat ngelihat kebun raya, sih? Apa di Bogor – Indonesia juga ada…?” celetuk seorang teman seperjalanan suatu kali, sa pemandu dari Departmen Centre for Education and Outreach juga membawa kami, ‘turis’ Indonesia mampir ke National Botanical Garden Singapore alias Kebun Raya
Singapura
(KRS) yang beralamat di: 1 Cluny Rd, Singapore 259569.

Benar, Indonesia memang harus bangga punya Kebun Raya Bogor (KRB) seluas 87 hektar yang berdiri tahun 1817. Tapi tiap orang Singapura rasanya juga tak kalah bangga punya kebun raya seluas 74 hektar yang berdiri sejak 1877, dan bahkan telah diakui UNESCO sebagai situs warisan dunia pertama yang dimiliki Singapura.

Kita tahu ada banyak daya pikat KRB. Tapi KRS pun punya daya pikat lainnya. Satu daya pikat KRS adalah jam operasionalnya yang berlangsung tiap hari dari PK 05:00 – 24:00 waktu setempat, dan tak dikenakan tiket masuk bagi siapa pun alias gratis.

Pada kesempatan tersebut, saya datang ke KRS selepas Magrib dan dijadwal hingga tengah malam. Berbeda dengan KRB yang beroperasi hanya dari pk 08:00 – 16:00 WIB dan wajib beli tiket masuk Rp16.500-Rp26.500 /pengunjung.

Kunjungan malam hari ke KRS itu jadi amat spesial bagi saya. KRS yang awalnya merupakan pusat pengembangan tanaman karet (Hevea brasiliensis) Inggris untuk Asia-Tengara itu disaput situasi glow, berbinar-binar, baik oleh cahaya lampu taman yang terpasang dimana-mana, atau spotlight warna-warni yang sengaja disorotkan ke bangunan serta elemen taman serta tumbuhan tertentu.

Berjalan kaki kami mengunjungi ikon-ikon KRS semisal: National Orchid Garden yang mengoleksi Very Important Plant (VIP) berisi koleksi anggrek para selebriti dunia semisal : Anggrek Larat Ibu Tien Soeharto, Paravanda Nelson Mandela, Jacky Chen ataupun Shah Rukh Khan; serta Shaw Foundation Symphony State di tengah kolam teratai yang secara berkala menggelar konser musik klasik buat pengunjung.

Tak kalah menarik adalah kunjungan ke area tumbuhan (dilengkapi berjenis hewan) nocturnal. Ada pohon kembang sedap malam, kemuning, arumdati dan wijaya kesuma yang mekar harum di malam hari. Juga spot tanaman berkubah jaring yang dilengkapi kolam ikan gabus dengan burung kowak maling (Nyicticorax nyicticorax), bahkan kawanan kunang-kunang dan jamur bintang yang “glow” malam hari.

Mengungkap segenap potensi kebun raya, dengan membuka kunjungan malam hari untuk mengkabarkan keberadaan kehidupan nocturnal di dunia flora (dan fauna), antara lain dengan menggelar wisata glow, datanya juga dilakukan Desert Botanical Garden Phoenix Arizona, Fairchild Tropical Botanic Garden Miami, Atlanta Botanical Garden Atlanta di Amerika Serikat, dan Botanical Garden Berlin di Jerman.

Mencontoh apa yang sudah ada itu rasanya, KRB berencana menggelar Wisata GLOW Kebun Raya, yang lantas tertunda karena ada kritik dari lima mantan Kepala KRB yang mengkhawatirkan kehadiran spotlight glow atraction itu mengganggu

habitat tanaman dan ekosistem yang ada. “Jadi disetop dulu sampai ada hasil kajian para ahli BRIN dan IPB University,” ucap Wali Kota Bogor Bima Arya. ***

05/10/2021

Avatar photo

About Heryus Saputro

Penjelajah Indonesia, jurnalis anggota PWI Jakarta, penyair dan penulis buku dan masalah-masalah sosial budaya, pariwisata dan lingkungan hidup Wartawan Femina 1985 - 2010. Menerima 16 peeghargaan menulis, termasuk 4 hadiah jurnalistik PWI Jaya - ADINEGORO. Sudah menilis sendiri 9 buah buku.