Yayuk, Anggun dan Putri

Seide.id -Berkarier di luar negeri atau kancah internasional merupakan impian banyak orang. Tapi itu tidak mudah. Ada banyak tantangan yang harus dilewati agar diri anda mulai diperhitungkan.

Tantangan paling berat adalah, di awal-awal karir, Anda harus memulainya sendiri. Berjuang sendiri. Jangan berharap mendapat support dari orang lain. Apalagi pemerintah.

Siapa yang tidak kenal Yayuk Basuki, legenda hidup tenis Indonesia. Tidak cuma jago kandang, wanita hitam manis kelahiran 30 November 1972 itu pernah menjuarai berbagai even internasional.

Tapi tahu tidak kalau Yayuk merintis karier sendiri tanpa ada embel-embel Timnas. Dia bahkan bikin manajemen sendiri bernama Yayuk Basuki Management (YBM). Waktu itu dibantu Wimar Witoelar, untuk mengurus berbagai kebutuhan Yayuk. Mulai dari promosi, keuangan, bahkan program latihan. Dan itu dilakukan tanpa sepeser pun dana dari pemerintah.

Hasilnya? Yayuk Basuki mampu meraih enam gelar dari nomor tunggal dan sembilan dari ganda di turnamen yang diselenggarakan Women’s Tennis Association (WTA).

Kenal dong sama Anggun C Sasmi yang sudah go internasional itu. Penyanyi papan atas tanah air yang akhirnya nekad meninggalkan tanah air, demi mengejar karir menyanyi yang lebih tinggi.

Karena dulu belum ada medsos, Anggun ternyata kesulitan menjual bakatnya akibat minimnya publikasi.

Akhirnya, tanpa koar-koar, dia jalanilah sendiri. Langkah pertama yang bisa dilakukan saat itu mengirim demo lagu ke banyak label.

Sayang semua kandas. Uang saku yang pernah dikumpulkan di negerinya, juga tandas. Walhasil untuk menyambung hidup ngamenlah dia dari kafe ke kafe.

Sampai akhirnya dia dilirik oleh produser dan pencipta lagu Erick Benzi yang kemudian mengubah karir Anggun untuk selamanya.

Melihat bakatnya yang menjanjikan, penyanyi yang pernah punya gingsul manis itu pun dikontrak oleh label Sony Music Entertainment dan Columbia Prancis.

Dan taraaaa…. single SNOW ON THE SAHARA sukses melambungkan namanya di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia bahkan tembus Amerika Serikat. Album ini tercatat terjual 1 juta kopi dan menjadi top chart di 15 negara.

Hal yang sama juga terjadi dengan penyanyi tunanetra Putri Ariani. Meski dia pernah ikut lomba menyanyi sana sini, tampil di talkshow ini itu, dan undangan menyanyi ke sana kemari, siapa yang peduli.

Saya pernah baca komen miris dan miring netizen, sama seperti yang dialami sahabat tunanetra saya Ramaditya Adikara (seorang gamer, dosen, jurnalis, dan juga motivator) begini. “Hebat ya. Sayang matanya buta.” A*jir banget komen bangsa yang mengaku relijius ini.

Tapi sama seperti Yayuk dan Anggun, tanpa koar-koar, tanpa drama-dramaan, tanpa butuh dikasihani, Putri Ariani dan bapak ibunya (setelah jungkir balik pastinya) dengan usahanya sendiri tahu-tahu nongol di America Got Talent. Dan jreng… secara mengejutkan mendapat Golden Buzzer dari Simon Cowell.

Tahu sendiri kan Simon, juri yang kritis, nyelekit, kasar, pelit pujian, tapi begitu menemukan bakat yang dia cari, dia tidak gengsi naik ke atas panggung, memeluk, memuji, dan berani mengontrak untuk masuk dapur rekamannya (record kitchen, kata netizen peak)

Itulah tiga sri kandi Indonesia yang namanya mendunia berkat usahanya sendiri dan tanpa bantuan negara.

Jadi saya cuma nyengir saja ketika Sandiaga Uno selaku Memparekraf nulis di instagramnya, tentu atas nama pemerintah, bilang di antaranya begini

“…..Jika kamu butuh support dalam mewujudkan mimpimu, kami di @kemenparekraf siap membantu,”

Saya rasa di antara kita pernah ada yang mengalami, di mana bantuan seseorang hadir justru ketika kita yang mau dibantu sudah tidak butuh lagi bantuannya. Kalau niat baiknya mensupport agar impian kita terwujud, buat apa, wong sudah terwujud kok. Itu sih namanya panjsos.

Makanya saya ngakak ketika ada netizen yang balik komen, “Jangan pulang ke Indonesia dulu Putri. Nanti kamu dimanfaatkan politikus. Apalagi mau pilpres. Kamu di sini cuma bakal jadi komiditi politik.”

Bener juga ya. Jangan-jangan partai lagi berebut nih nawarin jadi caleg. Makin tidak bermutu saja legislatif kita.

Jadi tolong pemerintah jangan cuma mensupport mereka yang sudah berhasil. Kalau pemerintah serius mau mensupport anak bangsa, di negeri ini banyak sekali lho orang hebat dan berbakat yang berani go international. Sayang mereka minim kemampuan finansial.

Untuk olahraga masih lumayanlah. Tapi di bidang seni, banyak seniman yang terpaksa jungkir balik dengan biaya dan usaha sendiri seperti yang dilakukan Anggun C. Sasmi atau Putri Ariani.

Mereka pergi tidak ada yang (mau) tahu, giliran berhasil pulang baru disanjung dan diaku.

Ramadhan Syukur

Beda Jaman

Avatar photo

About Ramadhan Syukur

Mantan Pemimpin Redaksi Majalah HotGame, dan K-Pop Tac, Penulis Skenario, Pelukis dan menekuni tanaman