Menyambut Hari Raya Natal, hari kelahiran Yesus, suasana gemerlap dengan berbagai aktivitas. Hiasan pernak-pernik Natal terlihat di rumah keluarga, tempat ibadah umat Kristiani dan tempat publik. Juga di media sosial zaman now. Natal mewarnai dunia.
Ada hubungan istimewa antara Yesus yang lahir di kandang Betlehem dengan umat Kristiani. Yesus, Sang bayi yang terbaring di palungan, dipuji dan disembah umat Kristiani, dirayakan setiap tahun dengan meriah. Apakah Yesus beragama Kristiani, ataukah Yesus pendiri agama Kristiani dan berbagai organisasi gereja yang ada di dunia saat ini?
Yesus dalam Kitab Suci Perjanjian Baru
Kitab Suci Perjanjian Baru terdiri dari empat Injil dan Surat-surat para Rasul.
Dari empatInjil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, tertulis tentang sejarah kelahiran Yesus, masa kecilNya, dan karya PewartaanNya, serta kisah penyaliban Yesus sampai kebangkitanNya dan naik ke sorga. Keempat Injil menulis dengan gaya berbeda, dan isinya saling melengkapi. Masing-masing penulis, menceritakan sejarah Yesus sesuai dengan pengalamannya dan data yang dimiliki serta konteks kepentingannya dan latar belakang penulis.
Lalu tentang sosok Yesus dalam keempat injil tersebut, dalam Kitab Suci Perjanjian Baru umat Kristiani, ada sejumlah kisah dan tulisan kesaksian iman para rasul tentang sosok pribadi Yesus. Antara lain, Kisah para Rasul, Surat Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan Surat-surat Paulus.
Khusus Paulus, Rasul yang paling banyak tulisan kesaksian iman nya, ternyata adalah Saulus – sang algojo terhadap pengikut Yesus. Saulus mendapat pengalaman iman istimewa, dan bertobat menjadi pengikut Yesus serta pewarta iman yang sungguh luar biasa.
Menurut iman dan pemahaman saya, Kitab Suci Perjanjian Baru adalah Sabda Allah yang disampaikan kepada para Rasul dan Murid Yesus, yang ditulis dengan bimbingan Roh Kudus, sebagai kesaksian iman akan Yesus. Dengan kesaksian iman itulah, Pewartaan tentang Sabda Allah dan karya keselamatan Allah dalam diri Yesus diteruskan kepada segala bangsa sampai sekarang ini. Karena itu, dengan kekuatan kuasa kasih Allah, maka berkembang Pewartaan tentnag Yesus Sang Sabda hingga sekarang dan selamanya.
Yesus beragama Yahudi
Sesuai apa yang tertulis dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, khususnya empat Injil, maka tidak ada pernyataan bahwa Yesus beragama Kristiani.
Yang tertulis adalah sejarah silsilah Yesus dalam konteks Janji Allah kepada bangsa Israel, silsilah Yesus sejak Abraham. Lalu penegasan tentang Maria dan Yosef keturunan Daud.
Selanjutnya, Maria dan Yosef mengikuti aturan kekaisaran Jahudi, yakni ke Yerusalem untuk pencacahan jiwa, dan lahirlah Yesus di kandang Bethlehem.
Injil menulis tentang bayi Yesus dipersembahkan dalam bait Allah dan Yesus di sunat. Ini adat dan aturan agama Jahudi.
Yesus umur 12 tahun ikut Maria dan Yosef beribadah ke Bait Suci. Lalu, berdiskusi dengan para ahli taurat. Yesus tertinggal, dan kemudian dicari oleh Maria dan Yusuf.
Saat berkarya, Injil menulis bahwa Yesus ikut berdoa di Bait Allah, dan membaca gulungan Alkitab. Dan menyatakan kepada semua yang hadir, “pada saat dibacakan, naats – ayat kitab ini digenapi”. Semua keheranan tetapi tidak bisa membantahNya.
Lalu, Yesus pernah marah dan mengusir orang Yahudi yang berjualan di Bait Allah, dan berseru “Rumah BapaKu adalah rumah doa, bukan pasar dan sarang penyamun”.
Lebih jelas lagi yakni Yesus diadili dan dijatuhi hukuman mati oleh penguasa Jahudi dan Romawi, dengan tuduhan menghujat Allah. Yesus memikul salib, disiksa dan wafat di Salib, lalu dimakamkan mengikuti hukum Taurat agama Jahudi.
Karena itu, secara historis dan sebagaimana tertulis dalam empat Injil, Yesus beragama Jahudi, hidup dalam adat tradisi Taurat.
Yesus tidak beragama Kristiani dan mendirikan organisasi gereja-gereja umat Kristiani.
Catatan Refleksi Iman
Menurut iman dan pemahamanku, Yesus yang lahir di kandang Betlehem, berkarya, dihukum dan wafat di salib, kemudian bangkit dari mati, adalah Yesus yang tidak hanya historis.
Yesus yang historis itu sekaligus Sang Sabda Allah, seperti diwartakan Malaikat kepada Maria dan Yosef. Roh Maha Suci Allah sendiri yang menjadi daging dalam rahim Maria, lalu lahir ke dunia untuk melakukan karya agung Allah. Allah berkarya menyelamatkan manusia dari maut dan dosa, agar kembali mendapat hak memiliki Sorga – berdamai dan berbahagia bersama Allah Sang Maha Cinta.
Yesus yang demikian itu, historis dan Sabda Allah, Sang Imanuel dan Juru Selamat itulah yang ditulis dan diwartakan oleh para Rasul serta jemaat perdana dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.
Atas dasar itu, Yesus tidak beragama Kristiani, tetapi pemilik dan pembangun himpunan umat yang percaya kepada karya keselamatan Allah hingga akhir zaman.
Yesus diimani sebagai kepala umat Kristiani, dan semua pengikut adalah anggota tubuh mistik Yesus Kristus. Itulah makna hakiki Gereja Yesus Kristus, sehingga Yesus sungguh Kristiani.
Maka, bukan aspek bangunan gereja fisik dan organisasi. Ini cuma satu aspek historis, tetapi hakekatnya ada pada iman kepada Yesus, dimana dari para Rasul hingga saat ini semakin berkembang di seluruh dunia.
Yesus yang dirayakan dalam Hari Natal, adalah Yesus historis sekaligus Sang Sabda Allah, Juru Selamat manusia. Allah, Sanga Maha Cinta, Maha Rahim dan Maha Misteri melakukan ‘RevolusiNya’ demi menyelamatkan manusia ciptaanNya dari maut dan dosa.
Bagaimana setiap kita umat Kristiani merenungkan, menghayati dan memberi makna akan Yesus, Sang Bayi Kudus, yang dirayakan dalam Pesta Natal setiap tahun? Bagaimana sebagai umat Kristiani menghadapi pertanyaan, hujatan, caci maki terhadap diri kita, serta Yesus yang kita imani?
Yesus itu, yang secara historis wafat di kayu salib dan bangkit, lalu dihujat sebagai ‘jin kafir di salib’. Apakah kita masih mengimaniNya sebagai Tuhan dan Juru Selamat?
Selamat Hari NATAL
Yesus Kristus
Engkaulah Tuhanku, Penebus dosaku, Juru Selamatku.
Datanglah, lahirlah di dalam hidupku.
Jadikan aku pembawa Damai dan Rahmat Natal kepada semua orang dalam kehidupan sehari-hari.
Gloria – Halleluia
Maranatha
Penulis: Simply da Flores