Afganistan Memanas. Militan Taliban menembaki demonstran, 3 tewas dan 12 terluka

Seide.id- Sedikitnya tiga orang dilaporkan tewas dan dua belas lainnya luka-luka dalam sebuah insiden panas di alun-alun Jalalabad, kota yang terletak di sebelah timur ibukota Kabul.

Insiden bermula dari inisiatif beberapa warga yang naik ke sebuah menara untuk menurunkan bendera Taliban dan menggantinya dengan bendera nasional Afganistan, hitam-merah-hijau.

Aksi ini kemudian disusul oleh turunnya ratusan warga ke jalanan sambil mengibarkan bendera Afganistan. Situasi lalu memanas.

Personil Taliban yang ada di lokasi berusaha menghalau para demonstran dengan cara mengeluarkan serangkaian tembakan peluru tajam yang langsung mengarah pada para demonstran. Kekacauan pun langsung terjadi. Banyak orang panik dan berlarian kesana kemari. Tiga warga dilaporkan meninggal di tempat sedang setidaknya dua belas orang terluka.

Perlawanan dari lembah Panjshir

Sementara itu wakil presiden pemerintahan yang sah dan telah digulingkan oleh Taliban, Amrullah Saleh, mengajak semua warga negara Afganistan untuk bersatu melawan Taliban.

Saleh kini mendeklarasikan diri sebagai Presiden Afganistan, karena presiden Ashraf Ghani telah lari keluar negeri, jadi, menurut Saleh, sesuai dengan undang-undang, dirinyalah yang berhak meneruskan kepemimpinan di Afganistan.

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh, kini menyatakan diri sebagai Presiden Afganistan.
Sesuai UU , menurut Saleh, bila presiden meninggal atau lari, wakil presiden yang akan meneruskan kepemimpinan.
Presiden Ashraf Ghani memang telah lari keluar negeri, setelah Taliban menguasai Kabul.
Dengan munculnya Amrullah Saleh mendorong situasi Afganistan semakin panas.
Kedua belah pihak, Taliban dan Amrullah Saleh tidak saling mengakui keberadaan masing-masing.



Portal berita Perancis, France24, melaporkan Amrullah Saleh kini telah menyingkir ke arah Lembah Panjshir, timur laut Kabul, sebuah lembah yang merupakan benteng alam nan kokoh.

Lembah Panjshir tidak pernah berhasil direbut Taliban, dalam perang saudara di tahun 90-an, juga tak pernah bisa dikuasai Uni Sovyet saat perang besar di tahun 80-an.

“Saya tidak akan pernah berada di bawah satu atap dengan Taliban. Tidak pernah” Tulis Amrullah di akun Twitternya.

Sipil bersenjata

Warga dunia kini tengah menanti, bagaimana sebuah pemerintahan yang dibangun oleh kelompok sipil bersenjata, berusaha mengatur dengan cara keras dan kaku -gaya lama- terhadap masyarakat yang telah merasakan kemajuan hidup di era modern.

Taliban memang menjanjikan banyak hal. Diantaranya: wanita bisa kembali bekerja dan belajar, ada kebebasan pers dan hak-hak wanita akan lebih dihargai sesuai koridor agama, tak ada aksi balas dendam, memberi amnesti kepada para pejabat negara, dan tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan.

Namun, baru tiga hari berkuasa janji itu kini diuji di Jalalabad (gun)

About Gunawan Wibisono

Dahulu di majalah Remaja Hai. Salah satu pendiri tab. Monitor, maj. Senang, maj. Angkasa, tab. Bintang Indonesia, tab. Fantasi. Penulis rutin PD2 di Facebook. Tinggal di Bogor.