Seide.id- Covid varian Delta sudah menyebar. Indonesia salah satunya yang terkena.
Daya tular varian Delta ini luar biasa. Jika sebelumnya memerlukan waktu 20 menit untuk penularan, maka varian Delta hanya butuh waktu 15 -20 detik.
Penularannya juga bisa terjadi hanya dengan berpapasan.
Peningkatan tinggi pasien Covid-19 terjadi di semua negara – Indonesia malah tidak langsung terjangkit.
Untuk mengatasi penyebaran varian Delta, Presiden Jokowi langsung mengambil langkah kebijakan melakukan PPKM, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Kebijakan ini berlaku mulai dari tanggal 3 Juli sampai 20 Juli.
Menariknya, sore 5 Juli, Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama berbicara tentang sesuatu yang lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaannya.
BTP bicara tentang Covid-19.
Berbagi pengalaman bagaimana ia sebagai kepala keluarga menghadapinya ketika mereka semua terpapar pada bulan Maret lalu.
Siapa saja yang kena waktu itu ?
“Semuanya kena. Saya, istri, ibu saya, ibu mertua, ayah mertua dan Yosafat putera saya yang masih kecil, ” ungkap BTP pada Seide.Id, Ricke Senduk.
Apa reaksi BTP ketika tahu terpapar?
“Awalnya tidak menduga karena saya dalam seminggu 2 kali Swab, PCR. Kita di rumah juga ketat sekali. Kalau ada yang ke luar kota, pulangnya langsung cek,” ungkap BTP Ahok.
Sendirian terkena Covid saja mampu bikin down, apalagi satu keluarga. Ini tentu jadi pengalaman luar biasa.
Ternyata rasa down ini juga dialami BTP sebagai manusia biasa.
“Sempat down lah.. Apa lagi saya yang kena. Tahu sendiri… Juga ada rasa takut karena mama saya ikut saya. Apa kata saudara-saudara saya nanti kalau mama saya kenapa napa..
Mau marah, marah sama siapa?”
Tapi rupanya rasa ‘down‘ dan kecamuk lainnya adalah musuh utama bagi yang terpapar.
“Pikiran-pikiran itu sangat tidak menolong. Makin Anda marah, makin Anda drop,” katanya.
Bagaimana kalau tidak marah, tapi sedih. Menangis misalnya?
“Menangis akan membuat napas Anda tambah sesak. Kita tidak Covid saja kalau marah atau menangis dada bisa tertekan kog..” terang Komut Pertamina ini.
Jadi apa yang harus dilakukan ketika kita dinyatakan terpapar?
“Pertama-tama, kita tidak boleh panik. Kalau secara teori sih memang mudah ngomongnya… Tapi karena saya sudah mengalami, saya berbagi. Panik akan melahirkan pikiran macam-macam. Itu membuat drop.”
Selain jangan panik dan mengikuti semua yang dianjurkan tenaga medis, menurut BTP, kira kira apa kuncinya untuk mempercepat kesembuhan?
“Kuncinya adalah ketenangan pikiran. Minta damai sejahtera dari Allah. Saya temukan dan melihat itu dari perspektif Allah, menghadapi semua ini dengan rasa syukur, ” ucap BTP menekankan.
Luar biasanya, ketika BTP melihat itu dalam perpektif lain, hanya dalam tiga hari CPnya naik 10 lebih.
Perawat yang menanganinya terkejut, “Jarang sekali terjadi sepert inii, Pak,” cerita BTP.
Satu keluarga opname semua karena Covid-19, bukan hal mudah. Tapi BTP dan keluarganya mampu melalui itu dengan baik
Ia berbagl pengalaman.
Berharap agar jangan ada yang lalai dengan protokol kesehatan meski juga ia di Pertamina, sedang mengurus rumah sakit – rumah sakit bagi penderita Covid-19.
Barangkali hal yang juga tidak boleh diabakan, seperti dikatakan pada Seide, “Bersjukur…Dan melihat dari perpektiv lain..”
Kalau begitu, waktu mengajak sang isteri, Puput, opname dilihatnya sebagai apa, Pak?
“Babymoon..,” ucap BTP
Selamat untuk kabar baik ini. Sebentar lagi Yosafat akan jadi kakak.. (rs)
Foto BTP Ahok : Herman Wijaya-Mat Bento