Seide.id- Bila Anda atau pasangan menderita salah satu penyakit berikut, waspadalah. Bisa-bisa aktivitas seksual terganggu dan kelangsungan perkawinan pun terancam. Yuk simak, penyakit apa saja sih?
1.Rematik
Keluhan utamnya berupa rasa nyeri di persendian antar tulang-belulang maupun otot. Keluhan bisa muncul kapan saja tanpa kenal waktu, entah pagi buta, siang bolong maupun dini hari.
Selain berakibat pada kondisi kesehatan tubuh secara umum, rematik juga akan mengganggu kemampuan ereksi pria. Setidaknya, tak memungkinkan yang bersangkutan ambil posisi aktif.
Sedangkan wanita pasangannya juga tak bisa bersikap “nyaman”, hingga pilihan posisinya saat berintim-intim pun jadi amat terbatas.
Celakanya, saat serangan rematik datang, kendati semula gairah menggebu, otomatis keinginan seksual pasti menurun drastis ke batas minimal.
Bahkan sekalipun sudah ereksi, pasti akan langsung melempem ibarat kerupuk terkena guyuran kuah sayur. Kalau sudah begini, bukan hanya suami yang menderita, istri pun terpaksa menelan kekecewaan yang mendalam.
Penanganannya? Tentu saja penderita harus berobat secara teratur untuk mengatasi gejala yang timbul maupun menghindari keluhan yang ada. Selain harus kreatif mencari teknik-teknik baru yang pas untuknya dan istrinya serta tidak menimbulkan trauma pada penyakitnya.
Pasalnya, bisa saja terjadi penderita tak sedang mengalami serangan. Namun begitu ambil posisi tengkurap dengan lutut sebagai tumpuan, serangan penyakit yang tak diharapkan malah muncul.
Itulah mengapa, sikap dan posisi yang pas sekaligus mampu memuaskan pasangan harus dipikirkan matang-matang dengan berkonsultasi pada pakarnya.
2. Stroke
Umumnya berupa kelumpuhan setengah badan, entah kiri atau kanan. Meski kelumpuhan total pun mungkin saja dialami, hingga dari segi medis bisa disebut sebagai kecacatan. Stroke akan berpengaruh langsung pada kehidupan seksual.
Terlebih bila yang terkena imbasnya adalah bagian limbik di otak yang memang berperan mengatur fungsi seksual yang bersangkutan. Termasuk di antaranya memunculkan gangguan kejiwan berupa hiposeks atau malah hiperseks.
Mau tidak mau penderita harus mendapat terapi medis untuk menanganinya. Di antaranya obat-obatan untuk membangkitkan gairah seksual bagi mereka yang hiposeks.
Atau sebaliknya, menormalkan kembali bagi mereka yang hiperseks. Pengobatannya pasti akan makan waktu lama hingga butuh kesabaran ekstra suami dan istri. Mengingat semua hambatan harus digali dan diatasi satu per satu.
Artinya, bila memang jadi impoten, perlu ditangani dulu gangguan impotensinya. Selanjutnya, jika impotensi sudah tertangani, baru perlu dibantu mencarikan teknik-teknik khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan perubahan drastis pada fisiknya.
Semisal posisi underlying atau side by side yang memungkinkan bagian tubuh yang tak mengalami kelumpuhan tetap bergerak aktif melakukan perangsangan.
3. Asma
Asma sebetulnya bukan penyakit, melainkan gangguan fungsi paru-paru yang brsifat bawaan atau turunan. Pencetusnya bisa bermacam-macam. Di antaranya udara dingin, debu dan stres atau faktor lain semisl makanan dan minuman.
Agar kehidupan seksual tak terganggu, penderita harus tahu persis apa pencetus serangan asmanya dan bagaimana menghindarinya. Kalau perlu, minum obat anti asma dulu sebelum berintim-intim.
Mengingat aktivitas yang satu ini bakal sangat menguras energi, perlu dipikirkan pula teknik dan posisi yang tak membuatnya terlalu capek.
Soalnya, bukankah kelelahan merupakan salah satu faktor pencetus asma? Hindari pula suasana/lingkungan yang berisik, berdebu, terlalu panas atau sebaliknya kelewat dingin. Jadikan ruang terbuka seperti suasana pantai yang memang dianjurkan sebagai alternatif.
Sementara soal variasi teknik atau posisi berintim-intim bisa dikembangkan sebanyak mungkin seusai keinginan dan kebutuhan berdua. (Puspayanti)