Anies Ngamuk Ngamuk Ngawur

Oleh KATIJOW ELKAYENI

Saya sudah menyerah untuk mempertanyakan kecerdasan Anies, terutama ketika membuat drama. Orang ini memang tidak bisa mengerjakan banyak hal. Termasuk ketika berpura-pura menjadi pemimpin.

Ada sebuah video yang menunjukkan Anies marah-marah. Dalam keterangan video itu, lokasinya ada di Sahid Sudirman Center. Tepatnya di sebuah perusahaan asuransi. Katanya ada satu perusahaan lagi yang bergerak di bidang properti. Anehnya, konon Anies langsung naik ke lantai 43. Lantai-lantai di bawahnya dilewati begitu aja. Sepertinya memang sudah ditarget.

Gaya Anies boleh juga. Bak pesinetron ulung. Gambaran emak-emak jahat yang julid. Mukanya kelihatan geram. Nada suaranya penuh penekanan. Telunjuk kirinya menunjuk-nunjuk penuh emosi.

Pendek kata, Anies marah. Sangat marah.

Mungkin dengan adegan itu, tim Anies menduga nantinya ia akan dipahlawankan. Menjadi contoh pemimpin yang tegas dan bisa ngamuk. Gak main-main, yang diamuk kalangan elit. Ia sedang membangun pencitraan diri, Anies adalah sosok yang lembut pada wong cilik dan galak pada wong gede. Tajam ke atas tumpul ke bawah. Gambaran yang menunjukkan, ia cocok sebagai pemimpin masa depan. Melanjutkan kepemimpinan Jokowi. Setidaknya begitu menurut versi Rocky Gerung.

Dengan modal video semacam ini, ia ingin dianggap layak pada laga Pilpres 2024. Karena pose dengan gerobak sampah terlalu biasa. Apalagi makan di warteg dan sibuk mengelap mukanya dengan handuk. Kuno itu. Ini anti mainstream. Berani sama kalangan elit dan agak sipit. Meskipun bukan sekelas sembilan naga. Tapi drama ini akan cukup untuk digoreng di grup-grup WA, “Tuh lihat pemimpin kami, tegas pada Cina. Makanya dukung dia jadi presiden!”

Sayangnya, drama marah-marah itu tidak dilakukan dengan cerdas. Mungkin tim Anies ingin menunjukkan sisi lain seorang Anies Baswedan. Sisi yang sebenarnya tidak ia miliki. Biasanya kan dia lembek. Permisif. Kalah sama mafia anggaran. Hanya modal omong, omong dan omong. Sekali-kali ingin tampak macho. Garang. Sayangnya malah salah kaprah.

Dalam peraturan PPKM Darurat, perusahaan esensial boleh tetap beroperasi. Misalnya rumah sakit, atau bank. Perusahaan asuransi mestinya masuk kategori ini. Misalnya ada yang sakit, dia ingin mencairkan asuransinya. Mosok ditolak? Bisa mati itu orang.

Ada kabar berseliweran di WA, bahwa saat ini tim Anies sudah mengajak damai. Itu karena mereka tahu telah salah. Lha kok enak banget. Sudah bikin malu perusahaan se-Indonesia terus minta damai. Si embak yang ditunjuk-tunjuk mukanya itu apa gak malu dunia-akherat. Macam hina betul dia di depan Anies. Kastanya kayak jauh banget gitu. Tidak ada penghormatan sedikit pun. Ulah Anies ini menunjukkan, bahwa apa yang tidak terlahir dari hati tidak akan sampai ke hati. Akhirnya kan malah malu sendiri.

Memimpin itu bukan hanya soal modal banyak mulut. Tapi harus lahir dari ketulusan hati terdalam. Untuk hal ini Anies memang identik dengan kegagalan. Karena memang terlalu sering gagal. Dan tidak memiliki ketulusan.

Akting yang gampang saja dia norak, apalagi akting berpura-pura menjadi pemimpin. Pasti melelahkan. Sudah ngamuk-ngamuk, bikin malu orang, eh dia yang bloon. Truwelu.

Avatar photo

About Kajitow Elkayeni

Novelis, Esais, lahir di dusun kecil bernama di Grobogan, tinggal di Jakarta. Beberapa karyanya Medhang Kamulan (novel), Rajasa Wilwatikta (kumpulan cerpen), Dua Kelana Mencari Cinta (kumpulan puisi).